Saat Mereka Resah Mikirin Duit, Digelar Istighotsah, Bu Marwah Beri Tausiah

Kamis, 10 November 2016 – 05:49 WIB
Marwah Daud Ibrahim di Polda Jatim kemarin (9/11). Foto: Dida Tenola/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA -- Marwah Daud Ibrahim menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Jatim kemarin (9/11).

Marwah tiba sekitar pukul 11.50. Usai diperiksa, Marwah enggan mengomentari soal Mahaguru abal-abal yang pernah dicium tangannya.

BACA JUGA: Bandar Narkoba Asal Malaysia Kabur dari Rutan

”No comment kalau itu. Tidak ada di agenda pemeriksaan, saya hanya jawab terkait kasus hukumnya,” ujar perempuan kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan tersebut.

Didampingi kuasa hukumnya, Marwah berusaha mengalihkan pembicaraan saat ditanya wartawan tentang kedok Mahaguru yang terbongkar itu.

BACA JUGA: Pernah Kirim Foto Hot ke Teman FB, Mahasiswi Ini pun Diperas

Dia malah mengapresiasi penyidik terkait pertanyaan-pertanyaan yang diajukan padanya kemarin.

Menurutnya, pemeriksaan kemarin berjalan signifikan. Sebab dia juga membawa dokumen-dokumen lengkap untuk dijelaskan kepada penyidik.

BACA JUGA: Usai Dibawa Jalan-jalan, Siswi SMP Ini Digilir 4 Pria Kenalan Barunya

”Pendalamannya luar biasa. Sebelumnya (panggilan pertama) tidak cukup lengkap,” tambah mantan presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Meski sempat mangkir 2 November lalu, Marwah bersikap kooperatif. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan ada 29 pertanyaan yang diajukan oleh penyidik.

Agenda kemarin merupakan lanjutan dari panggilan pertama pada 17 Oktober. ”Masih dipersoal keterlibatannya di dalam yayasan,” sebut Argo.

Argo mengaku masih menunggu laporan dari hasil pemeriksaan itu. Dia masih belum bisa membeberkan hasilnya.

Namun yang jelas, kapasitas pemanggilan Marwah kemarin masih sebagai saksi.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos dari sumber internal kepolisian, Marwah terlibat di dalam dua yayasan.

Pertama adalah Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang didirikan tahun 2010 yang diketuai oleh Abdul Gani. Status Marwah di yayasan itu sebagai anggota pembina yayasan.

Lalu yang kedua adalah Yayasan Keraton Kesultanan Sri Raja Prabu Rajasanagara. Marwah merupakan ketua dari yayasan ini. ”Anggarannya Rp 2 Miliar,” ujar salah seorang polisi.

Penyidik berusaha mencari tahu soal kegiatan-kegiatan yang dilakukan Marwah selama aktif di dalam kedua yayasan tersebut.

Salah satunya adalah istighotsah rutin. Berdasar keterangan yang dikumpulkan oleh penyidik, Marwah kerap memberikan tausiah kepada para santri Taat Pribadi saat acara istighosah digelar.

Isi tausiah itu biasanya terkait pencairan dana yang dijanjikan oleh Taat Pribadi.

”Jadi dia (Marwah) biasanya menenangkan dan meyakinkan para santri agar tetap percaya bahwa uangnya pasti ada,” tambahnya.

Selama ini, tidak sedikit para pengikut Taat Pribadi yang bertanya-tanya kapan uangnya akan cair.

Saat mereka mulai resah, padepokan biasanya akan menggelar istighotsah atau sejenis pengajian.

Dari sana mereka kemudian ditenangkan. Mereka diminta untuk berpasrah diri.

Selama ada rasa kegalauan ataupun ketidakyakinan dalam benak para pengikut, maka uang itu tidak akan pernah cair.

Terkait hal itu, Kuasa Hukum Marwah Daud, Herman Umar mengatakan bahwa pada dasarnya apa yang dilakukan Marwah tidak jauh beda dengan para pengikut lainnya.

Dia menyebut bahwa kliennya juga berstatus sebagai santri di padepokan yang lama.

Soal tausiah itu, Herman mengatakan bahwa kliennya tersebut tidak pernah lama kalau diminta berbicara di depan para pengikut Taat Pribadi.

”Cuma tujuh menit, itupun bukan ceramah. Dalam rangka sama-sama santri,” sebut Herman.

Penyidik kemarin juga menyelidiki terkait adanya keuntungan yang diterima oleh Marwah Daud. Dari temuan yang ada, Taat Pribadi pernah memberikan sejumlah uang kepada Marwah.

Hanya saja, hingga pukul 21.00 kemarin, masih belum ada bocoran soal jawaban Marwah. ”Masih didalami. Ini BAPnya masih dibuat” sebutnya.

Rencananya, polisi akan kembali memanggil Marwah. Hanya saja, belum ada tanggal pasti terkait pemanggilan ketiga tersebut. BAP panggilan kedua kemarin, akan secepatnya diselesaikan pada hari Jumat.

Informasinya, pada panggilan ketiga nanti korps seragam cokelat akan menggali soal peran Marwah sebagai perekrut donatur.

Dia diduga menarik sejumlah orang agar percaya dengan pengadaan uang yang dilakukan Taat Pribadi. (did/aji)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru PDKT, Oknum Polisi Paksa Mahasiswi Ini Begituan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler