jpnn.com, KULON PROGO - Di musim paceklik 2017 ini, produksi padi di Kabupaten Kulon Progo sekitar 24.000 - 32.000 ton mampu menyediakan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga pasokan beras cukup sekaligus harga beras stabil.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kabupaten Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan, tanam padi September 2017 yang lalu menghasilkan panen pada Desember 2017 seluas kurang lebih 4.000 hektar dan produktivitasnya sekitar 6 sampai 8 ton per hektar, sehingga diperoleh hasil kurang lebih 24.000 hingga 32.000 ton Gabah Kering Giling (GKG) setara 16.000 hingga 20.800 ton beras.
BACA JUGA: Panen Padi Varietas Mekongga & Ciherang 8 Ton Per Ha di Wajo
"Kebutuhan di daerah kami dengan jumlah penduduk kurang lebih 470.000 jiwa dgn konsumsi 79,2 kg/kap/tahun maka dibutuhkan beras sekitar 3.500 ton per bulan. Artinya kebutuhan beras tercukupi malah terjadi surplus sebanyak sekitar 12.000 sampai 16.000 ton," demikian katanya di Yogyakarta, Sabtu (16/12).
Bambang menjelaskan, terjaminnya produksi padi Kabupaten Kulon Progo ini disebabkan karena Pemerintah Pusat dan Daerah benar-benar untuk terus menjamin bahkan meningkatkan produksi padi.
BACA JUGA: Menteri Amran Loncat dari Perahu, Petani Tepuk Tangan
Misalnya, untuk mengantisipasi dampak paceklik, pemerintah telah menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani, seperti pompa air, traktor dan benih berkualias, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya.
"Pendampingan dan terjun ke lapangan pun masih dilakukan untuk memantau perkembangan tanaman. Jadi proses produksi berjalan lancar," jelas Bambang.
BACA JUGA: Sawah Direndam Banjir, Petani Panen Padi Lebih Awal
Di tempat terpisah petani Dusun Sibuk Kidul, Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman, Martono, mengatakan, musim ini hasil produksi walau kena hujan masih bagus, padinya varietas cimalaya menghasilkan 7-8 ton per hektar dan ciherang 6-7 ton per hektar dengan harga gabah basah Rp 4.500-4.600 perkg.
Perlu diketahui, berdasarkan data Kementan, luas tanam padi secara nasional pada Juli - September 2017 mencapai 1,0 - 1,1 juta hektar perbulan. Ini berarti naik dua kali lipat dari tahun sebelum ada program Upsus hanya 500 ribu hektar perbulan.
Total panen padi di bulan Desember 2017 ini seluas 1,1 juta hektar dengan hasil mencapai 6 juta ton GKG atau 3 juta ton beras. Produksi ini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional 2,6 juta ton dan berarti surplus 0,4 juta ton.
Peningkatan luas tanam musim kering Juli -September naik dua kali lipat merupakan solusi permanen dari dampak Program Upsus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menyelesaikan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 3,4 juta hektar atau 113%, pembangunan 2.278 unit embung/dam parit/ long storage, perluasan dan optimasi lahan 1,08 juta hektar, pengembangan lahan rawa 367 ribu hektar, mekanisasi dengan bantuan alsintan traktor, pompa, rice transplanter, combine harvester 284.436 unit naik 2.175 persen dari tahun 2014. Kemudian, bantuan benih 12,1 juta hektar, pupuk bersubsidi 27,64 juta ton serta asuransi usahatani padi 1,2 juta hektar.(jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi