Saat Penumpang Pincang Itu Turun, Mobil Travel Kesasar, Tiba-Tiba Sudah di Tengah Hutan

Jumat, 06 November 2020 – 16:06 WIB
Ilustrasi. Foto: pixabay

jpnn.com, BATANG - Mobil travel tujuan Magelang-Cirebon dengan sembilan penumpang mendadak masuk hutan Desa Madugowongjati, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Konon, kejadian pada Rabu (14/10) tengah malam itu bukan sekadar insiden kesasar biasa.

BACA JUGA: Reza Hilang di Kali Moramo, Misterius

Tak lama setelah peristiwa tersebut, Desa Madugowongjati menjadi pembicaraan dan mengundang rasa penasaran.

Awak Radar Semarang pun menelusuri. Apa sebenarnya yang terjadi? Seperti apa ceritanya?

BACA JUGA: Kisah Mistis Gedung Angker Polsek Palmerah, Misteri Suara Selamat Malam

Kepala Desa Madugowongjati Edi Zaenuryanto membenarkan kabar itu.

Dia juga menceritakan kondisi wilayah yang dianggap angker tersebut.

BACA JUGA: Brisia Jodie Alami Kejadian Mistis, Mbah Mijan Berkomentar Begini

"Memang benar ada mobil travel kesasar dan masuk hutan melalui jalan kecil dan rusak. Menurut pengakuan sopir, mobil travel itu sempat menaikkan penumpang dari jembatan Kali Kuto atas dasar kasihan. Mobilnya dihentikan orang tua yang jalannya pincang,” kata Edi.

Penumpang misterius tersebut kemudian turun di sebuah tempat dan sesaat kemudian menghilang.

Sopir dan penumpang lain kaget.

Lebih bingung lagi, ketika menyadari mobil ternyata berada di jalan rusak tengah hutan.

Kondisinya gelap gulita.

Padahal, sebelum penumpang misterius itu turun, suasana seperti jalan tol dan terang benderang.

"Setelah ditolong warga akhirnya mobil tersebut bisa keluar. Sopir bilang mobil melewati jalan mulus dan lebar,” imbuh Pak Kades.

Lokasi mobil kesasar itu bernama Gunung Gandul. Berada di Dukuh Sidomulyo.

Menurut cerita, lokasi itu sangat angker serta dikeramatkan.

Jalannya sempit, berbatu dan sulit dilalui.

Dinamakan Gunung Gandul karena ada sebongkah batu besar yang menggantung.

Masyarakat setempat menyebutnya gumandul, tidak jatuh atau longsor meskipun hujan deras.

Tempat tersebut konon digunakan untuk mencari pesugihan.

"Ritual diadakan malam Selasa Kliwon dengan membawa dupa, minyak dan kembang setaman. Perlu dicatat pesugihan ini tidak meminta tumbal apa pun dan sudah banyak yang sukses,” kata Edi yang juga menjadi juru kunci Gunung Gandul.

Di atas Gunung Gandul ada sumber mata air yang dinamakan Tuk Pengantin yang diyakini penunggunya kera raksasa gaib.

Dulu ada pengantin baru mandi di situ dan hilang tidak ditemukan.

Masyarakat Dukuh Sidomulyo sampai sekarang masih memberi sesaji jika akan mengadakan hajatan pernikahan.

Menurut cerita, jika ritual dilanggar maka air yang mengalir dari tuk itu berubah keruh.

Legenda Gunung Gandul tidak diketahui asal usulnya.

Namun, ada benang merah yang menghubungkan antara Gunung Srandil di Laut Selatan dengan Balekambang di Desa Sidorejo, Gringsing.

Edi sendiri mengaku tidak tahu siapa nama danyang atau penunggu Gunung Gandul. Hanya disebutkan sang penunggu berwujud wanita cantik.

Masyarakat sekitar kadang mendengar ada suara gamelan dari arah Gunung Gandul, tetapi setelah dicari tidak ada.

Sampai saat ini legenda Gunung Gandul masih menjadi misteri dan cerita turun temurun.

Bang Komar yang ditunjuk menjadi asisten juru kunci setiap hari memasang dupa di bawah batu besar.

“Kami tidak musyrik, tetapi tujuan kami untuk menjaga budaya nenek moyang. Jika ada yang datang minta pesugihan itu urusan pribadi masing-masing,” tandasnya. (yan/lis/bas)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler