jpnn.com - KERINCI – Jajaran Polresta Kerinci, Jambi, berhasil mengungkap kasus pembunuhan Neti Marleni (35) Warga Koto Lolo Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungaipenuh ini diduga dihabisi oleh kekasihnya berinisial ABR.
Pria yang berstatus PNS di Kota Sungaipenuh ini nekat mengakhiri hidup Neti, karena terjerat utang.
BACA JUGA: Sedih! Ini Kondisi Anggota Polisi Korban Kebrutalan The Jakmania
Hal tersebut diungkap Kapolres Kerinci AKP Sri Winugroho dalam ekspose kasus pembunuhan karyawan swasta itu.
Menurut keterangan Kapolres Kerinci, terungkapnya kasus pembunuhan ini setelah dilakukan penyelidikan pasca penemuan tulang belulang di arah tapan tempat pembuangan sampah Kota Sungaipenuh.
BACA JUGA: Polisi Usut Keterlibatan Pengurus The Jakmania
Hasil penyelidikan, 18 Juni lalu Polres Kerinci telah menetapkan seorang tersangka kasus kematian Nety Marleni, yakni ABR salah seorang PNS di Kota Sungaipenuh.
Di lokasi penemuan tulang yang belakangan diketahui Nety itu ditemukan alat bukti berupa satu koper yang digunakan membawa Nety Marleni ke tempat pembuangan.
BACA JUGA: Sadis! Geng Motor Bunuh Pekerja Galangan
“Kemudian ada jam tangan, gelang tangan, sarung tangan, baju batik, jilbab merah celana dalam kaos kaki, satu unit sepeda motor Revo Nopol BH 5769 DY. Serta barang berharga yang juga disita Polres Kerinci dari pegadaian Siulak,” terangnya.
Nety Marleni dibunuh dengan cara dicekik oleh tersangka hingga korban pingsan. Selanjutnya, Nety diseret ke dalam kamar. Setelah diseret, pelaku kemudian mengambil barang berharga berupa emas seharga Rp 20,4 juta yang oleh pelaku digadai di Siulak.
Dijelaskan, kejadian ini berawal pada 27 Mei 2016, Nety meninggalkan rumah untuk berangkat kerja. Kemudian pada 30 Mei 2016 pihak keluarga melaporkan kepada pihak kepolisian bahwa Nety Marleni hilang.
Saat penemuan mayat yang berupa tulang belulang di puncak pada 18 Juni 2016 di TKP, ditemukan beberapa alat bukti dari alat bukti yang ditemukan tersebut pihak keluarga mengakui bahwa yang ditemukan adalah keluarga mereka yang hilang.
"Setelah penemuan mayat kemudian Kami panggil pihak keluarga yang merasakan kehilangan tadi, dari ciri pisik dan bukti,maka pihak keluarga mengakui kalau itu adalah Nety keluarga mereka yang hilang," bebernya.
Dia mengatakan memang ada hubungan pelaku dengan korban. Ini diketahui kalau korban sering memperlihatkan foto kepada teman kerjanya.
"Pelaku melakukan pembunuhan karena desakan ekonomi, dan ABR banyak utang kemudian orangnya sedang sakit," jelasnya.
Menurut pengakuan dari pelaku, kejadian saat tanggal 27 Mei, pelaku menelepon korban untuk beli obat maag. Korban saat itu sedang berada di kantor kemudian datang ke kos tersangka ARB. “Di kosan itu, korban kemudian dicekik oleh pelaku, kemudian diseret," terangnya.
Apakah Nety dimutilasi oleh korban? Kapolres mengatakan data yang berhasil didapat dari tersangka tidak ada tanda-tanda mutilasi. "Tidak ada tanda-tanda mutilasi, korban dilipat dan dimasukkan ke dalam koper," terangnya, seperti diberitakan Jambi Independent (Jawa Pos Group) hari ini.
Pembunuhan tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 pagi pada tanggal 27 Mei. "Uang pegadaian digunakan untuk bayar hutang dan sebagian dibawa ke Payakumbuh, tersangka sendiri terancam hukuman seumur hidup," pungkasnya. (sap/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasain! Dua Jagoan Jakmania Penganiaya Polisi Dibekuk
Redaktur : Tim Redaksi