SADIS: Pak Satpam Diikat di Pos, Garong Leluasa Beraksi

Selasa, 23 Februari 2016 – 10:31 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

jpnn.com - DENPASAR – Aksi kejahatan terus terjadi di wilayah hukum Denpasar. Kali ini tepatnya, Senin (22/2) subuh sekitar pukul 04.00, Sekolah Taman Rama, Yayasan Taman Mahatma Gandhi Jalan Cokroaminoto No. 382, Ubung Kaja, Denpasar Utara diobok-obok garong. Dua sekuriti dan seorang waker dilumpuhkan sebelum mengacak-acak sekolah internasional itu. Bahkan selain tangan dan kakinya diikat, Santa, waker sekolah kepalanya bocor dipukul linggis.

Meski kerugian tidak seberapa, hanya sebuah kamera pocket dan uang tunai Rp 400 ribu raib. Namun dampak psikologis yang menyertai peristiwa itu tak bisa disepelekan.

BACA JUGA: Ulah 2 Pelajar: Ke PNG Antar Miras, Pulang ke RI Bawa Ganja

Menurut informasi dari saksi di TKP, komplotan garong tergolong sadis. Nyoman Santa Maria (54) dan Ketut Suprapta, security sekolah yang bermitra dengan Cambridge Internasional Fellowship Centre itu harus dirujuk ke Rumah Sakit Surya Husada.

“Jam satu saya ketiduran. Ada keributan saya bangun. Kemudian ada orang membangunkan saya. Saya kaget. Dengan gerakan refleks, saya pukul dadanya,” ucap Santa sembari mengaku melihat empat orang semuanya mengenakan penutup wajah.

BACA JUGA: Perawat Jualan Sabu, Sering Transaksi Dekat Kamar Mayat

Perlawanan Santa kandas setelah linggis menyentuh batok kepalanya. Serangan tersebut kian brutal ketika Santa menjawab tak tahu saat ditanyai dimana lokasi uang disimpan. Hal serupa dialami Suprapta. Wajah dan sekujur tubuhnya lebam menerima pukulan dan tendangan para rampok. Walau tak mengalami luka sedikit pun, Made Toya tak bisa dikatakan beruntung. Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 10.00 Wita, waker bertubuh kurus tersebut tampak sangat depresi.  

Informasi yang berhasil dihimpun Bali Express (Grup JPNNN) kemarin, diduga komplotan pelaku sudah mempelajari seluk-beluk keamanan sekolah. Mereka beraksi pada saat security jaga malam sedang istirahat. Yang paling pertama dilumpuhkan adalah Suprapta dan Toya yang berjaga di luar ruangan pos.

BACA JUGA: Sarjana Teknik Bawa Kabur Motor Polisi, nih Wajahnya

Suprapta tidur beralaskan karpet plastik warna ungu. Sementara Toya di bangku besi panjang warna hijau tepat di depan pos. Menyelinap dari pintu gerbang samping, Toya tak bisa berkutik saat mulutnya dibekap dari belakang. Demikian juga dengan Suprapta. Komplotan itu langsung memukul dan mengikat tangan dan kaki kedua sekuriti dengan tali rafia warna biru muda.

 

Mendengar ada keributan, Santa langsung keluar dari kamar pos jaga. Kaget melihat dua rekannya dibekap dan dipukul dia pun memberi perlawanan. Meski berhasil memukul hingga salah satu pelaku tersungkur, Santa kalah dalam jumlah dan senjata. Lacurnya, linggis garong mendarat di kepala botaknya. Darah segar pun bercucuran. Hingga pukul 13.30 Wita hingga koran ini meninggalkan TKP anyir darah itu pekat tercium karena belum dibersihkan. Akhirnya, ketiganya pun diikat di pos security yang terletak di ujung barat berdekatan dengan jalan raya.

Merasa aman, para pelaku pun bergerilya memasuki beberapa ruangan sekolah. Sasaran pertama yang dituju adalah ATM CIMB Niaga yang berlokasi sekitar 50 meter dari pos jaga. Rolling door ruangan itu dicongkel. Bekas telapak tangan para pelaku tampak jelas di dinding ruangan. Pilihan para pelaku memasuki ruangan itu tepat, namun aksi mereka sia-sia lantaran brankas yang menempel di dinding terkunci rapat plus dalam kondisi kosong melompong.

Berikutnya, kawanan itu bergerak menuju lobi sekolah dan merusak kamera pengawas dengan cara memotong kabel. Mereka masuk ke ruangan books store yang berada tepat di samping ATM dengan cara mencongkel pintu. Meski sempat mengobok-obok isi ruangan, aksi pelaku kembali sia-sia.

Mereka pun menyasar ke ruangan kepala sekolah yang berjarak 20 meter dari ATM. Nah, di dalam ruangan ini pelaku menyikat uang tunai sebanyak Rp 400 ribu rupiah dari dalam laci meja. Sebuah kamera poket juga dilarikan. Karena keburu pagi, para pelaku bergegas keluar meninggalkan lokasi sekitar pukul 05.00.

Menariknya, untuk menghilangkan jejak, sebelum kabur, komplotan ini mengambil DVR (penyimpan rekaman CCTV). Selang beberapa menit kemudian, sekitar pukul 05.15, korban berhasil melepaskan diri dari jeratan tali rafia dan berteriak meminta tolong. Santa pun langsung dilarikan ke RS Kasih Ibu untuk mendapatkan penanganan.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan ditemui di TKP menerangkan Polresta Denpasar, Polda Bali dan juga Polsek Denpasar Barat sekitar pukul 07.00 langsung terjun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan setelah menerima informasi. Police line pun dibentangkan setelah bel tanda pelajaran dibunyikan guna memaksimalkan proses penyidikan.

“Begitu ada laporan masuk, semua tim bergerak, termasuk dari Polda, Polresta dan Polsek Denpasar Barat” katanya.

Made Mariana yang menjabat bagian umum Yayasan Taman Mahatma Gandhi mengungkapkan meski terjadi musibah, proses belajar mengajar dari jenjang TK hingga SMA di sekolah tersebut tetap berjalan normal. “Saat ini sedang berlangsung ujian sekolah. Tetap berjalan normal,” ucapnya.

Terkait penanganan medis ketiga korban, Mariana menegaskan akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak yayasan.(ken/rdr/tos/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terekam CCTV, 2 Wanita Pencuri Emas Dibui, Lihat..


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler