Sadis, Pengurus Masjid Dibunuh dengan Setrika Listrik

Jumat, 15 Agustus 2014 – 11:00 WIB

jpnn.com - BEKASI - Waryanto (40) ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Peristiwa berdarah ini membuat warga di kompleks Perumahan Dukuh Zamrud, Mustikajaya, Kota Bekasi, mendadak gempar.

Warnet "Ja-va Net" pun mendadak jadi pusat perhatian warga. Sebab Waryanto ditemukan sudah tidak bernyawa di tempat usaha miliknya tersebut, Kamis (14/8) siang.

BACA JUGA: Akui Tiga Kali Gerayangi Keponakan Sendiri

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Ikhlas Blok U, Rahman, mengungkapkan Maryanto adalah sekretaris DKM. Menurutnya, korban dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah dan tidak jarang memberikan ceramah di masjid dan menjadi imam masjid. Sehingga, terbunuhnya Maryanto mengejutkan warga.

"Dia tinggal di sini sudah lama. Terakhir saya bertemu setelah salat Maghrib kemarin, dan memang tinggal sendiri karena dia memang duda,” beber Rahman.

BACA JUGA: Gagal Memerkosa, Lari Telanjang, Dihakimi Massa

Diduga motif pembunuhan sadis tersebut lantaran dendam karena tidak ada barang-barang berharga yang hilang dari lokasi kejadian.

"Pelakunya sudah kami identifikasi. Sekarang sedang kami kejar,’’ ungkap Kapolsek Bantargebang, Kompol Tatang saat ditemui Radar Bekasi (Grup JPNN), kemarin.

BACA JUGA: Intel Gadungan Tipu Janda Kembang

Menurutnya, polisi mendapat laporan penemuan mayat di dalam warnet itu sekitar pukul 11.30 dari seorang warga. Warnet tersebut berada di Perumahan Dukuh Zamrud, RT 06/10, Blok U16/120. Korban pertama kali ditemukan tidak bernyawa oleh Gilang Faturahman, salah satu pelanggan warnet.

Saksi mengaku, curiga melihat warnet yang masih tutup padahal waktu sudah semakin siang. Begitu diintip dari balik jendela, bukan main terkejutnya, saksi mengetahui penjaga sekaligus pemilik warnet yang dikenalnya dalam kondisi tergelatak sudah tak bernyawa.

Dugaan sementara korban meninggal akibat menerima pukulan benda keras sehingga mengakibatkan luka memar di bagian belakang kepala. Dari TKP polisi mengamankan barang bukti berupa setrika listrik berlumur darah yang diduga kuat digunakan sebagai alat untuk membunuh.

"Tidak ditemui adanya motif perampokan dalam kasus ini karena tidak ada barang-barang berharga yang hilang,” ujar Tatang.

Salah seorang warga, Lutfi (56) yang mengaku, kenal dengan korban semasa hidupnya. Dia mengungkapkan bahwa semasa hidupnya korban mengaku pernah diancam akan dibunuh. Kata dia, orang yang memang dicurigai oleh polisi sebagai pelaku pembunuhan adalah teman dekat korban yang sering datang dan menginap di rumahnya.

"Dia pernah cerita, katanya temannya datang dalam keadaan  mabok dan  mengancam  mau membunuh,” sambungnya. (ms/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Tiduri Anak Kandung Sejak 6 SD Hingga Hamil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler