Safari Politik Kebangsaan PDIP Sambangi Nomo Koeswoyo

Senin, 26 November 2018 – 19:54 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) dan musikus legendaris Nomo Koeswoyo dalam pertemuan di Magelang, Jawa Tengah, Senin (26/11). Foto; Ayatollah Antoni/JPNN

jpnn.com, MAGELANG - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengunjungi legenda musik Nomo Koeswoyo di Magelang, Jawa Tengah, Senin (26/11). Kunjungan Hasto ke rumah salah satu pendiri Koes Bersaudara itu dalam rangka Safari Politik Kebangsaan II hari terakhir.

Ada Chica Koeswoyo dan Sari Koeswoyo yang menemani Nomo menerima Hasto. Selanjutnya, Hasto dan Nomo berdialog sembari sarapan di depan studio.

BACA JUGA: Gerakan Ganti Presiden Tak Laku di Kandang Banteng

Dalam dialog itu Nomo menceritakan kegelisahannya tentang tergerusnya nilai-nilai kebangsaan dan menguatnya radikalisme belakangan ini. "Kok jadi begini, jadi kuat radikalisme," ujar Nomo.

Hasto pun menyambut kegelisahan Nomo. Menurutnya, PDIP saat ini sedang mengelorakan nilai-nilai Pancasila dan semangat kebangsaan.

BACA JUGA: Hasto Minta Kader PDIP Dekati Nahdiyin & Warga Muhammadiyah

“Makanya kami terus gelorakan pesan-pesan Bung Karno," katanya.

Tak lama kemudian Ketua DPP PDIP Djarot Saipul Hidayat hadir di rumah Nomo dan menimbrung pembicaraan. Mantan gubernur DKI itu seolah membenarkan keputusan Nomo tinggal di Magelang.

BACA JUGA: Hasto Minta Caleg PDIP Tak Remehkan Pengurus Tingkat Ranting

"Horas, horas. Mejuah- juah," kata Nomo menyapa Djarot.

Sontak, Djarot membalas salam khas di Suku Batak itu. “Horas, horas, mejuah-juah. Kita Indonesia," ucap Djarot.

Mantan gubernur DKI itu seolah membenarkan keputusan Nomo tinggal di Magelang. “Magelang kok enak banget, “ ujar Djarot yang juga lahir di Kota Militer itu.

Setelah itu, Nomo bernyanyi dengan iringan kibor tunggal. Lagunya antara lain berjudul Proklamator, Nusantaraku, serta Nusantara V.

Hasto dan Djarot ikut menyanyi bersama. Chica yang juga putri Nomo juga turut bernyanyi.

Pada akhir pertemuan, Hasto menyerahkan kenang-kenangan untuk Nomo. Yakni buku Di Bawah Bendera Revolusi.(gwn/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makan Bertiga Cuma Rp 30 Ribu, Hasto Sindir Titiek Soeharto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler