Sah, Pakistan Dipimpin Mantan Atlet Kriket

Jumat, 27 Juli 2018 – 17:20 WIB
Imran Khan. Foto: Al Jazeera

jpnn.com, ISLAMABAD - Ambisi Imran Khan tercapai. Kemarin, Kamis (26/7) hasil penghitungan cepat pemilihan umum (pemilu) Pakistan berpihak kepadanya. Mantan atlet kriket nasional itu sukses mengantar partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), pada kemenangan. Namun, lawan-lawan politik Khan memprotes kemenangan tersebut.

’’Terima kasih kepada Tuhan atas kemenangan kami. Atas izin Dia, kami akan membuat perubahan,’’ ujar Khan sebagaimana dikutip Associated Press.

BACA JUGA: Pemilu Pakistan: Mantan Atlet Kriket di Atas Angin

Pria 65 tahun itu mendeklarasikan kemenangan PTI sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Setelah itu, dia mengumpulkan para pejabat partai di rumahnya di Bani Gala, kompleks hunian elite Islamabad.

Karena penghitungan suara belum usai, Khan berharap kemenangan PTI bisa telak. Dengan demikian, Khan tidak perlu berkoalisi dengan partai lain untuk membentuk pemerintahan.

BACA JUGA: Pemilu Pakistan: Banjir Darah di Hari Pemungutan Suara

Di hadapan para pendukungnya, legenda hidup kriket Pakistan tersebut menegaskan bahwa hasrat politiknya murni untuk kepentingan rakyat. Dia menyatakan tidak punya ambisi pribadi untuk berkuasa di Pakistan.

Dengan menjadi pemimpin, dia berharap bisa mewujudkan republik demokratis yang diimpikan Bapak Bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah.

BACA JUGA: Pakistan Memilih, Hasil Pemilu Berdarah Ditentukan Hari Ini

’’Saya ingin mengacungkan jempol kepada warga Balochistan. Mereka tetap berani (memberikan suara) meski dilanda tragedi,’’ kata Khan.

Dia mengapresiasi warga yang tidak terpengaruh ledakan bom di salah satu TPS di Quetta, Balochistan. Mereka tetap memberikan suara meski insiden maut itu merenggut 31 nyawa.

Kemarin penghitungan suara sempat terhenti. Alasannya, terjadi kesalahan teknis yang tidak memungkinkan penghitungan balot dilanjutkan. Komisi Pemilu Pakistan alias Election Commission of Pakistan (ECP) menjelaskan bahwa penghitungan terhenti saat suara yang dihitung baru 48 persen. ’’PTI unggul dengan 113 kursi,’’ terang juru bicara ECP.

Terhentinya penghitungan suara tersebut sempat membuat musuh-musuh politik Khan berteriak. Mereka menjadikannya sebagai bukti kecurangan.

Pemimpin Partai Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N) Shehbaz Sharif langsung menolak hasil penghitungan suara. ’’Ada terlalu banyak kecurigaan dan indikasi kecurangan,’’ ungkapnya.

Sharif menuduh militer ikut campur dalam penghitungan suara. Karena itulah, PTI diuntungkan. ’’Awalnya, saya kira pemilu ini bisa membuat warga kembali memiliki hak pilihnya secara penuh. Bisa memilih dengan bebas. Tapi, saya salah,’’ tuturnya sebagaimana dilaporkan Dawn. Menurut dia, kecurangan pemilu telah membawa Pakistan mundur tiga dekade.

Di tempat terpisah, Ketua Pakistan Peoples Party (PPP) Bilawal Bhutto Zardari ikut melontarkan protes. Dia mempertanyakan proses rekapitulasi yang sangat lambat.

Sementara itu, Khan menanggapi protes dengan santai. Dia bahkan tidak terpengaruh. Sebaliknya, dia malah banyak berbicara tentang masa depan. Yakni, setelah menjadi perdana menteri (PM) nanti.

Salah satu janji yang Khan lontarkan adalah tidak tinggal di rumah dinas PM yang megah. Itulah caranya untuk membuktikan kesederhanaan.

Menurut dia, rumah dinas PM lebih cocok dijadikan sebagai lembaga pendidikan. ’’Saya terlalu malu untuk tinggal di rumah sebesar itu,’’ jelasnya. (bil/c14/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bunuh-bunuhan Jelang Pemilu Pakistan, Sungguh Mengerikan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler