jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Sahabat Airlangga Deden Nasihin mengatakan, pemerintah pusat sampai kini masih fokus menangani pandemi serta mengeluarkan berbagai program terkait. Upaya tersebut mesti juga dilakukan pemerintah daerah (pemda) lantaran perlu kerja-kerja bersama dalam menanggulangi Covid-19.
"(Pandemi Covid-19) ini masalah bersama, perlu kesadaran politik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga pemerintah kabupaten/kota," ucapnya dalam diskusi virtual bertajuk "Kasus Covid Naik Signifikan, Kepala Daerah Sibuk Pencitraan" yang digelar Sahabat Airlangga, Jumat (18/6).
BACA JUGA: Rakyat Butuh Perhatian, Kepala Daerah Malah Sibuk Pencitraan
Karenanya, dia meminta kepala daerah yang berniat maju pada pemilihan presiden (pilpres) mendatang diharapkan berhenti memoles citra dan kembali fokus menangani Covid-19. "Belum waktunya pencitraan untuk panggung (Pilpres) 2024," tegasnya.
Menurut Deden, para kepala daerah yang berhasrat maju sepatutnya meniru sikap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto. Dia sampai kini menolak berbicara pencapresan dan fokus dengan tanggung jawabnya di pemerintahan.
BACA JUGA: Bisa Jadi Kebijakan Anies soal PSBB Sekadar Pencitraan Politik
"Kalau misalnya kita mau jujur, Pak Airlangga itu sebagai Menko Perekonomian, Ketua KPC PEN, dan Ketua Umum Partai Golkar. (Posisi-posisi) itu sudah jadi modal besar maju Pilpres 2024, tetapi beliau lagi-lagi ketika diajak diskusi, beliau tidak mau untuk dicalonkan dalam pilpres, beliau lebih (memilih) banyak kerja," tuturnya.
Dirinya pun mendukung sikap Airlangga dan memintanya untuk tetap fokus menangani pandemi. "Dan biarkan juga kami turut membantu, termasuk menyosialisasikan Pak Airlangga kepada masyarakat," imbuhnya.
BACA JUGA: Rizal Ramli Akui Pencitraan Tidak Dilarang
Pada kesempatan sama, Presiden Ahlina Institute, Tifauzia mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia kembali melonjak. Trennya berbeda dengan kejadian pada 2020.
"Sekarang kita hadapi pesakitan yang banyak. Tahun lalu, saya bilang pada Mei, siapkan kuburan massal karena kita hadapi CFR (case fatality rate/tingkat kematian kasus) tinggi," katanya.
Untuk menanganinya, sambung Tifauzia, diperlukan fasilitas kesehatan (faskes) dan sumber daya manusia (SDM) penangan Covid-19 yang cukup. "Itu harus disiapkan."
Menurutnya, penyiapan faskes, termasuk fasilitas karantina dan rumah sakit (RS) darurat, takkan bisa jika hanya mengandalkan pemerintah pusat. "Beban pandemi harus dibagi," ucapnya.
Sejumlah kepala daerah mewarnai bursa calon presiden (capres) 2024 sekali pun belum ada pernyataan resmi. Nama mereka pun kerap muncul dalam hasil survei sejumlah lembaga, seperti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo; dan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil