Sahabat: Pak Nur Alam itu Cum Laude lho

Rabu, 31 Agustus 2016 – 08:46 WIB
Nur Alam. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam berstatus tersangka kasus penerbitan izin tambangan sejak tahun 2009 hingga 2014. 

Mantan Anggota DPR Fraksi PAN, Hj. Nidalia Djohansyah Makki mengaku kaget Nur Alam dijadikan tersangka oleh KPK. Nidalia mengaku kenal dekat dengan Nur.

BACA JUGA: Mau Jadi WNI, Skill Archandra Bakal Diuji DPR

Nur Alam yang dikenalnya adalah sosok teman yang baik. Menurut, mantan Anggota DPR RI periode 2004-2009 itu cerita, ia  mengenal  Gubernur Sultra itu saat sama-sama berkiprah di PAN. 

"Saya itu kenal Pak Nur Alam sejak sama-sama sekretaris di PAN. Saat itu Sekjennya Pak Hatta Rajasa. Beliau itu setahu saya teman yang baik,” kata Hj. Nidalia Djohansyah Makki di Jakarta, Rabu, (31/8).

BACA JUGA: WASPADA! Yang Perlu Anda Ketahui tentang Virus Zika

Menurutnya, Nur merupakan sosok ramah, pintar, dan cerdas. Setidaknya itu bisa dilihat dari jejak akademiknya yang moncer. " Saat doktor di UNJ waktu lalu Pak Nur Alam itu cum laude lho, " kata dia. 

Sementara, terkait kiprah politik, Nidalia menilai peran Nur Alam di partai pun cukup besar. Nur termasuk politikus yang ikut berjasa membesarkan PAN, khususnya di Sultra. 

BACA JUGA: Ini Tiga Hakim Agung yang Disetujui DPR

Di provinsi tersebut, PAN jadi nomor satu. Padahal dulu, PAN tak punya pengaruh politik signifikan di Sultra. 

"Dulu itu (PAN)  tidak ada apa-apanya gitu, terus dipegang Pak Nur Alam,  ya akhirnya besar," katanya.

Sebagai teman yang pernah dekat, ia tak mau menjelek-jelekan Nur Alam. Ia tak mau seperti kolega-kolega Nur Alam yang kemudian menjauh, begitu tahu Gubernur Sultra itu jadi tersangka.

Baginya, Nur Alam tetap sebagai teman. Dan, seorang teman, harus ada, baik saat suka maupun duka. Jika sekarang Nur Alam terkena kasus, itu adalah cobaan.  

"Berteman tidak boleh ketika orang itu sedang suka saja, namun ketika teman sedang mendapat musibah dan masalah, justru harus disupport dan dibantu untuk segera menyelesaikan masalah itu," katanya. 

Katanya, persahabatan yang tulus tak bisa kemudian putus hanya karena teman tersebut sedang jatuh. 

Justru di saat seperti itu, seorang teman mesti memberi dukungan. Menguatkan. Bukan kemudian menjelek-jelek dan menjauhi. Karena setiap kejadian, pasti ada hikmahnya. 

"Justru pada saat sahabat itu bermasalah seharusnya kita ikut mensupport, mendukung secara moral supaya dia kuat. Tentu semuanya kita serahkan kepada Allah SWT," katanya. (rl/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perubahan APBNP kok Melalui Inpres?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler