Saham Garuda Diincar Asing

Rabu, 02 Maret 2011 – 02:02 WIB

JAKARTA - Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melorot terusPada penutupan perdagangan kemarin finish di level Rp 520 atau terpangkas 30 persen sejak listing di harga Rp 750 per lembar pada awal Februari lalu dan rawan dikuasai asing.

Pengamat ekonomi, Faisal Basri, mengatakan harus ada upaya penyelematan segera melihat harga saham yang terus menerus merosot itu

BACA JUGA: KPPU Kalah soal Putusan Fuel Surcharge

"Jika tidak, tatkala harga saham melorot terus, asing yang beli
Sedih bayangkannya," ujar Faisal dalam akun twitternya, kemarin.

Untuk saat ini, yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kepemilikan saham maskapai penerbangan milik pemerintah itu oleh investor domestik untuk jangka waktu cukup lama

BACA JUGA: IHSG Tunggu Skema Baru

"Misalnya setahun," ucapnya.

Dengan syarat, Garuda juga harus terbang lebih tinggi dengan bersedia kerja keras, meningkatkan kinerja, dan lebih inovatif lagi
"Jangan boros, jangan dulu ekspansi ke Eropa dan Amerika

BACA JUGA: Demi Konsumen, Astra Terus Berinovasi

Pekuat pasar domestik," Faisal mengusulkan.

Dengan pembenahan mendasar diyakini kinerja Garuda bisa meningkatDengan demikian maka investor akan lebih tertarik untuk memiliki saham perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia itu"(dengan berbagai upaya itu) Insya Allah harga saham Garuda setahun ke depan naik perlahan dan menguntungkan bagi yang memegangnya," terusnya.

Faisal mengatakan, harus ada langkah antisipasi kemerosotan industri penerbangan akibat kenaikan harga minyakSebab, menurutnya sekitar 30 persen biaya operasi penerbangan disedot oleh bahan bakar.

Lebih lanjut Faisal menyoroti bahwa IPO Garuda tidak terlepas dari ketidakpiawaian pemerintah dalam mengatur strategi"Yang nikmati rejeki (dari privatisasi itu) adalah GarudaRejeki yang tidak sepantasnya, akibat Meneg BUMN "main kayu"Yang menderita adalah 3 BUMN lain," ungkapnya.

Ketiga BUMN lain dimaksud adalah para underwriter; Danareksa Securities, Mandiri, dan Bahana"Inilah akibat pejabat yang tak paham liku-liku pasar sahamMuncul penyelamatan yang tabrak kiri-kanan, yang berpotensi melanggar hukum," terangnya.

Yang paling berpotensi ditabrak adalah ketentuan MKBA (modal kerja bersih disesuaikan) sebesar Rp 25 miliar oleh para perusahaan underwriterUntuk menghindarinya, kata Faisal, harus akrobatAkrobat berpotensi melanggar ketentuan lainnya"Harus akrobat lagi," terusnya.

Yang mengkhawatirkan, menurutnya, para penjamin emisi menjual sebagian saham Garuda untuk cut lossAkibatnya harga saham Garuda bisa turun lagi.(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Berencana Turunkan Tarif Listrik Industri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler