jpnn.com - JAKARTA--Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan transportasi online tidak melanggar izin usaha. Namun, perusahaan transportasi berbasis online tetap harus memenuhi regulasi di bidang transportasi. Artinya, aturan berlaku dalam transportasi harus ditaati.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menyebut Uber maupun Grab sejauh ini telah memenuhi persyaratan sebagai perusahaan pengembang situs aplikasi di Indonesia. Sebab, Uber dan Grab bukan perusahaan angkutan. ”Justru yang ada perusahaan taksi dan perusahaan rental yang memanfaatkan aplikasi online,” tutur Azhar, Selasa (22/3).
BACA JUGA: OJK Target Gaet Dana Rp 2,6 Triliun
Menyusul aksi demo sopir taksi menolak Uber dan Grab, dinilai sebagai hal wajar dalam alam demokrasi. Sepanjang penyampaian aspirasi tersebut dilakukan berdasar undang-undang. Namun, kalau disertai tindakan anarkis dalam aksi demo tersebut justru mencederai nilai-nilai demokrasi. ”Tentu saya tidak setuju apabila demo disertai tindakan destruktif,” imbuhnya.
Sementara itu di lantai bursa, saham PT Express Transindo Utama (TAXI) dan PT Blue Bird (BIRD) relatif tidak banyak bergerak. Saham Express misalnya ditutup pada level Rp 235 per lembar atau meningkat 0,86 persen dari perdagangan sebelumnya. Tetapi, kalau dibanding sesi pertama perdagangan, saham Express itu justru menukik dibanding saat pembukaan perdagangan di kisaran Rp 243 per saham.
BACA JUGA: Mendagri Mendapat Apreasiasi dari Kantor Pajak
Bahkan saat sesi pagi, saham Express masuk ke dalam volume perdagangan terbesar. Mencatat volume perdagangan di pasar reguler mencapai 130 juta lembar, jauh di atas volume perdagangan saham-saham lain. Nilai transaksi Express mencapai Rp 28,8 miliar. Efeknya, saham perusahaan Express cukup signifikan.
Tercatat sejumlah broker melakukan perburuan terhadap saham Express. Daewoo Securities (YP) tercatat sebagai pembeli terbesar. Daewoo membeli sebanyak 181 ribu lot dengan harga rata-rata Rp 227,9 atau senilai Rp 4,1miliar. Namun, Daewoo juga menjadi penjual terbanyak 153 ribu lot, pada harga rata-rata Rp 227,9 atau senilai Rp 3,5 miliar.
BACA JUGA: MEA Bro, MEA! Pelaku Usaha Harus Inovatif
Di sisi lain, saham Blue Bird lebih beruntung. Setelah pada sesi pertama sempat menanjak 0,39 persen ke posisi 6.425, saham taksi biru itu kemudian anjlok hingga menyentuh level Rp 6.325 per saham. Tapi, beruntungnya menjelang penutupan perdagangan terjadi pembalikan arah dan kembali ke posisi awal pembukaan di kisaran Rp 6.400.
Gerak impresif dua emiten transportasi seiriang aksi ribuan driver tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD). Demonstrasi digelar PPAD pada sejumlah jalan protokol Ibu Kota Jakarta memanas dan berujung. Bentrok tak terhindarkan setelah pengojek online melakukan aksi balasan. (far/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak 20 Persen Tenaga Klining dan Laundry Bersertifikasi
Redaktur : Tim Redaksi