Sahroni: Kurikulum Pendidikan Harus Selaras Perkembangan Zaman

Senin, 25 November 2019 – 10:58 WIB
Ahmad Sahroni saat mengikuti upacara wisuda sebagai mahasiswa pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Interstudi pada Minggu (24/11). Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bendahara Fraksi Partai Nasdem DPR RI Ahmad Sahroni mendorong dunia pendidikan untuk selalu memperbarui kurikulum sesuai perkembangan zaman.

Menurut Sahroni, upaya ini harus dilakukan supaya para lulusan mampu bersaing dan menciptakan peluang-peluang dari perubahan dunia yang bergerak begitu cepat.

BACA JUGA: Kurikulum Pendidikan tak Sesuai Jenis Pekerjaan Baru

“Kita semua menyadari bahwa dunia begitu cepat berubah. Perubahan ini berdampak pada industri dan lapangan kerja yang akan kita hadapi bersama,” ujar Sahroni dalam sambutannya sebagai perwakilan mahasiswa pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Interstudi yang diwisuda, Minggu (24/11).

Merujuk pada laporan terbaru McKinsey and Company yang dirilis September 2019 lalu, Sahroni mengatakan diperkirakan 23 juta pekerjaan pada tahun 2030 akan hilang, seiring meningkatnya adopsi otomatisasi dan kecerdasan buatan. 

BACA JUGA: Pengamat Nilai Kurikulum 2013 Sudah Ketinggalan Zaman

Wakil Ketua Komisi III DPR ini mengatakan realitas ini akan menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk selalu meng-update kurikulum sesuai perkembangan zaman. Hal ini juga menjadi tantangan para lulusan sebagai produk perguruan tinggi. 

Dia mengingatkan bekal ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah tidak relevan apabila tidak terus-menerus belajar untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. 

BACA JUGA: Ahmad Sahroni Pastikan DPR Tidak Antikritik

“Continuous learning atau belajar berkelanjutan adalah keniscayaan bagi kita agar tetap bertahan di tengah perubahan dunia dan persaingan global,” katanya.

Sejalan dengan itu, lanjut Sahroni, kampus Interstudi sebagai lingkungan akademik yang telah membekali para lulusannya dengan keilmuan di bidang komunikasi dan kreativitas, tentu juga dituntut mampu bertahan di tengah derasnya perubahan zaman.

“Belajar dan mendengar dalam pengalaman pribadi saya adalah kunci agar kita selalu eksis dalam banyak situasi,” tukas Sahroni yang turut membagikan pengalaman suksesnya di dunia bisnis maupun politik pada kesempatan itu.

Lebih lanjut, Sahroni mengingatkan para wisudawan-wisudawati agar tidak menjadikan selembar ijazah sebagai tanda telah selesai belajar. "Melainkan  sebagai bekal awal untuk terjun dan berkontribusi nyata kepada masyarakat," pungkas Sahroni.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler