Sajikan Drama di Tengah Teror Bom Thamrin dalam '22 Menit'

Senin, 16 Juli 2018 – 22:22 WIB
Bom Thamrin 2016. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Film drama aksi terbaru berjudul 22 Menit siap menghibur penonton tanah air. Karya terbaru sutradara Eugene Panji dan Myrna Paramita itu mengangkat kisah tentang keberanian warga dan kesigapan aparat kepolisian dalam mengatasi serangan teroris yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada Januari 2016 silam. 
 
Film 22 Menit dibintangi oleh Ario Bayu yang berperan sebagai Ardi. Dia adalah anggota pasukan antiterorisme kepolisian yang mempertaruhkan nyawanya demi mengamankan ibu kota dari ledakan bom.

Berkat kesigapan tim dan juga bantuan dari seorang polisi lalu lintas bernama Firman (Ade Firman Hakim), pelaku serangan bom bisa diamankan dalam waktu 22 menit.  Peristiwa berakhir dengan singkat, tapi insiden mematikan tersebut mengubah hidup orang banyak untuk selamanya. 

BACA JUGA: Hamil Tiga Bulan, Ardina Rasti Pasrah soal Satu Ini

Selain cerita tentang Ardi dan Firman, film 22  Menit juga menghadirkan sudut pandang mereka yang ikut terjebak di dalam situasi mencekam. Beberapa di antaranya adalah office boy bernama Anas (Ence Bagus), dua karyawati bernama Dessy (Ardina Rasti) dan Mitha (HanaMalasan), serta Shinta (Taskya Namya) yang merupakan kekasih Firman. 


Para pemain dan kru 22 Menit dalam jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/7). Foto: Dedi Yondra/JPNN

BACA JUGA: Hamil Tiga Bulan, Ardina Rasti Masih Sering Pulang Subuh

"Ini adalah kerja sama semua tim. Film ini mengangkat sisi edukasi tentang kemanusiaan, bagaimana bahaya teroris," kata Lexy Mere selaku produser 22 Menit di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/7).

Eugene dan Myrna yang bekerja sama dengan penulis naskah Husein M. Atmojo dan Gunawan Raharja memang berniat untuk mengangkat nilai-nilai kemanusiaan yang terkait dengan peristiwa tersebut. Meski terinspirasi dari kisah nyata, Eugene menegaskan bahwa 22 Menit tidak dimaksudkan sebagai dokumentasi dari kejadian 2016 lalu. 

BACA JUGA: Otak Bom Thamrin Belum Dieksekusi karena Masih Menunggu Ini

"Kami mendramatisasi beberapa bagian dari peristiwa bom Thamrin untuk keperluan bercerita lewat medium film. Kami berniat menyuguhkan sajian teknologi canggih ke layar lebar,” ucap Eugene.

Tim produksi 22 Menit menggarap film berdurasi 75 menit ini dengan serius. Menurut Myrna yang telah melakukan  penelitian di Polri selama setahun sebelum produksi dimulai, pihak Buttonijo rajin berkonsultasi dengan aparat demi akurasi adegan. 

Sejumlah aktor yang terlibat adegan baku tembak diwajibkan untuk mengikuti boot camp agar bisa tampil meyakinkan. Bahkan, Buttonijo juga membangun kedai kopi dan pos polisi dalam ukurannyata 1:1 untuk diledakkan secara sungguhan.

"Kami menggunakan CGI (computer-generated imagery, red) untuk banyak adegan action di  22 Menit. Contohnya, adegan baku tembak antara polisi dan teroris. Lalu, karena ledakan kedai kopi dan pos polisinya beneran, kami juga harus pakai green screen untuk menggambarkan situasi Thamrin saat itu,” jelasnya.

Untuk urusan musik, pihak produksi mengandalkan komposer Andi Rianto yang hasil karyanya sudah tidak diragukan lagi. Andi mengaku gembira bisa bergabung dengan tim kreatif 22 Menit.

"Menurut saya, jalan cerita  22 Menit sangat  menarik dan adegannya  sangat bercerita. Apalagi adegan-adegan action-nya. Saya berharap sentuhan scoring yang saya buat mampu menghadirkan sisi emosional dari film ini,” ungkapnya.

Film 22 Menit melibatkan sejumlah pemain berbakat. Selain Ario Bayu dan Ade Firman Hakim, ada juga Ence Bagus, Ardina Rasti, serta lainnya. Film itu bakal beredar di bioskop mulai 19 Juli 2018 mendatang.(mg3/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Indramayu: Pak RW Sudah Diminta Pantau Jauh Hari


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler