jpnn.com, SOLO - Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat yang menjadi kebanggaan masyarakat Solo bakal direvitalisasi besar-besaran.
Takmir masjid berencana merehabilitasi tempat ibadah peninggalan Pakubuwono III itu menjadi mudah dilihat masyarakat umum dan gampang diakses.
Ketua Takmir Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat Ahmad Muhtarom menungkapkan kayu penyangga tengah atau saka guru bangunan bersejarah itu harus direnovasi karena sudah berusia ratusan tahun.
Menurutnya, kajian Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) mengungkap saka guru bangunan utama masjid dimakan rayap.
BACA JUGA: Temui Sultan HB X, Kiai Maruf Salat Sunat di Masjid Keraton
"Sebenarnya, tiang itu baru kami tangani sekitar dua tahun lalu atau sebelum pandemi. Ternyata, kerusakannya agak melebar dari yang diasumsikan," ujar Muhtarom saat mendatangi kantor Pemko Surakarta, Kamis (4/11).
Muhtarom bersama takmir lainnya menemui Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming guna menyampaikan rencana tentang revitalisasi Masjid Agung tersebut.
BACA JUGA: Gibran Rakabuming Janji Ikut Kawal Kasus Gilang Endi
Dia mengaku khawatir akan terjadi hal tak diinginkan jika Masjid Agung Surakarta tidak segera direvitalisasi. Takmir Masjid Agung Surakarta pun menyerahkan temuan BPCB ke Gibran.
"Semoga pemerintah bisa menangani masalah ini. Memang kalau kita lihat bagian luarnya seperti tidak terjadi masalah, tetapi kami tidak mengerti kondisi bagian dalamnya seperti apa," tegas Muhtarom.
Lebih lanjut Muhtarom menuturkan seluruh bagian bangunan utama Masjid Agung Surakarta, termasuk instalasi kelistrikannya, harus direnovasi.
"Kalau jaringan listrik tidak dibenahi sementara medianya kayu, kan, bahaya. Maka harus ada penataan jaringan listrik yang ideal dan aman," kata ketua Dewan Masjid se-Surakarta itu.
Namun, Muhtarom mengharapkan revitalisasi Masjid Agung Surakarta tidak mengabaikan filosofi bangunan kuna tersebut. Alasannya, masjid itu merupakan salah salah satu aset luar biasa yang perlu dilestarikan.
Menanggapi hal itu, Gibran Rakabuming Raka menuturkan revitalisasi Masjid Agung itu tidak bisa secara parsial, tetapi harus menyeluruh. Sebab, masjid tersebut tergolong cagar budaya.
"Kami bawa dulu hasil kajiannya, ini salah satu prioritas juga. Untuk anggarannya kami lihat dahulu nanti, karena pembangunannya pasti memerlukan dana yang besar," ucap Gibran.(mcr21/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Bingung Memilih di Antara Tiga Desain Terbaik Masjid Agung Jateng di Magelang
Redaktur : Antoni
Reporter : Romensy Augustino