Sakit Hati Sering Dibully, Jleb... Teman pun Dibunuh

Rabu, 28 September 2016 – 03:45 WIB
Ilustrasi. Foto: pixabay

jpnn.com - BANDARLAMPUNG – Jajaran Satreskrim Polresta Bandarlampung akhirnya berhasil membekuk Fery, 21, Sabtu (24/9) pagi. Warga Rajabasa, Bandarlampung, diduga membunuh Apriyadi alias Wawan Tonggos, rekannya sesama pengamen. 

Kapolresta Bandarlampung Kombespol Hari Nugroho mengatakan, pembunuhan tersebut terjadi di lapangan Merah, Enggal, Jumat malam (23/9). Fery menusuk dada Apriyadi dengan sebilah pisau. 

BACA JUGA: Wow, Para Wanita Cantik Ini Pasang Tarif Rp 2 Juta Sekali Kencan

Sebelum kejadian, Fery, Apriyadi dan rekannya yang lain minum-minuman keras di kawasan tersebut. ”Saat tersangka hendak pulang, korban memaksanya tetap tinggal. Sempat terjadi cekcok,” kata Hari Nugroho seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini (27/9). 

Fery akhirnya tetap tinggal. Namun Apriyadi dan rekan-rekannya mengejek Fery. Lantaran kesal, Fery pergi dan meminjam pisau dari seorang penjual nasi goreng. 

BACA JUGA: Tak Tahan Terus-terusan Digarap hingga Hamil, ABG Ini Akhirnya…

Ia kemudian kembali dan menusuk dada Apriyadi. Pemuda itu tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM). 

”Tersangka kita tangkap saat nongkrong bersama rekannya di kawasan Pasar Tengah, Tanjungkarang Pusat,” sebut Hari. 

BACA JUGA: Oh Maya, Bisnisnya Bertarif Rp 2 Juta Sekali Kencan

Dalam penangkapan tersebut, polisi menembak kaki kanan Fery karena berupaya melawan. 

Sementara Fery mengaku membunuh Apriyadi lantaran sakit hati. Pemuda yang mempunyai nama panggilan Iwan alias Andri ini menyatakan kerap di-bully menggunakan kata-kata. 

”Kalo nongkrong, dia (Apriyadi, Red) sama kawannya sering mengejek saya,” kata Fery. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci ejekan yang kerap ia terima. 

Pemuda yang sehari-hari menjadi pengamen ini mengaku mengenal Apriyadi sejak setahun terakhir. ”Waktu kejadian, sebenarnya saya mau pulang. Sebab anak istri saya sudah menunggu. Tapi dia (Apriyadi, Red) terus melarang,” ujarnya. 

Menurut Fery, ia dipaksa duduk dan diejek. ”Pisau yang saya gunakan untuk nusuk dia, saya pinjam dengan alasan buat memotong tali sepatu,” sebut dia. 

Usai menusuk Apriyadi, Fery pulang ke rumahnya dengan menumpang angkutan umum. Menurut Fery, ia menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya. 

Fery juga terpikir untuk menyerahkan diri. ”Tapi istri saya bilang jangan. Kalau saya dipenjara, anak istri mau makan apa. Apalagi anak saya masih kecil,” kata dia. Ia juga mengaku hanya berada di rumah. 

Namun pengakuan Fery dibantah oleh Kasatreskrim Polresta Bandarlampung Kompol Dery Agung Wijaya. Menurtu Dery, saat ditangkap, Fery sedang bersama rekannya. (nca/c1/ais/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Jessica Diperiksa, Pengacara Bilang...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler