Sakit Maag Tak Kunjung Sembuh? Waspadalah!

Rabu, 29 September 2021 – 12:58 WIB
Kanker Hati (National Foundation for Cancer Research (NFCR))

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dr. Irsan Hasan mengingatkan, tidak mudah untuk membedakan antara penyakit maag dengan kanker hati.

Karena itu, bila seseorang menderita penyakit maag tak kunjung sembuh, perlu waspada.

BACA JUGA: Ari Lasso Mengidap Kanker DLBCL, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Bisa jadi, penyakit yang diderita adalah kanker hati.

"Tidak selalu mudah membedakan kanker hati dan maag," ujar Irsan dalam webinar kesehatan, Selasa (28/9).

BACA JUGA: Anak Buah Yusril Sindir Kicauan SBY, Sebut Soal Playing Victim

Pasien menurutnya perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Misalnya, USG hati, pengukuran AFP (Alfa Feto Protein) dan PIVKA II (Protein Induced by Vitamin K Absence or Antagonist).

BACA JUGA: Gatot Duga TNI Disusupi PKI, Ferdinand Malah Bilang Begini

Jika pasien diduga menderita kanker hati, metode pemeriksaan tambahan lainnya untuk mendukung diagnosis meliputi biopsi hati, MRI abdomen dan CT-scan abdomen.

Pada umumnya kanker hati tidak bergejala sampai stadium lanjut.

Namun, sebagian orang bisa mengalami nyeri pada perut, perut membesar, kulit dan mata menguning, mudah memar dan perdarahan serta berat badan turun tanpa alasan jelas.

Irsan mengatakan kanker adalah penyakit progresif yang makin lama makin memburuk, sementara penyakit maag hilang dan timbul.

Jadi, jika rasa sakitnya tak kunjung hilang dan makin memburuk meski sudah diobati, segera periksa ke dokter untuk menjalani USG dan endoskopi.

Seseorang juga harus waspada bila berat badan turun tanpa alasan yang jelas.

"Kalau kanker semakin besar, berat badan turun. Kalau sakit maag terus menerus dan badan semakin kurus, hati-hati."

Kanker hati merupakan salah satu kanker yang paling tinggi menyebabkan kematian di Indonesia.

Tercatat jumlah kasus kanker hati mencapai 21.392 orang pada 2020.

Kanker hati juga merupakan penyebab kematian kanker peringkat ke-4 di Indonesia dengan angka prevalensi lima tahun sebesar 22.530 kasus.

Karsinoma sel hati (hepatoselular karsinoma/HCC) merupakan salah satu tipe kanker hati utama yang paling umum dengan prognosis (perjalanan penyakit) yang buruk.

Di dunia, terdapat sekitar 750.000 orang per tahunnya terdiagnosis karsinoma sel hati (HCC) dan umumnya sudah pada stadium lanjut.

Di Indonesia, insiden karsinoma sel hati terjadi pada 13,4 per 100.000 penduduk.

Kanker hati berisiko pada orang-orang tertentu, yakni kelompok orang yang punya penyakit hati.

Seperti sirosis dan hepatitis B atau hepatitis C.

Dia mengatakan pasien dengan penyakit hati kronis walau fisiknya terlihat baik-baik saja tetap harus dalam pengawasan dan rutin memeriksakan diri sebelum terlambat.

Kanker hati juga berisiko untuk orang-orang yang memiliki riwayat genetik penyakit tersebut.

Pencegahan kanker hati bisa dilakukan dengan vaksinasi hepatitis untuk bayi, skrining ibu hamil untuk memastikan virus hepatitis tidak tertular kepada bayi.

Sebab, masalah kanker hati besar di Indonesia karena tingkat hepatitis juga tinggi.

Kementerian Kesehatan RI mengintensifkan upaya pencegahan secara dini penularan hepatitis atau peradangan pada hati (lever) yang saat ini diperkirakan angka kasusnya sekitar 18 juta jiwa.

Sebanyak 2,5 juta orang di antaranya adalah penderita Hepatitis C. Eliminasi Hepatitis pada ibu ke anak ditargetkan tercapai pada 2022.

Sedangkan eliminasi Hepatitis B dan C ditargetkan tercapai pada 2030.

Hepatitis B dan C adalah salah satu faktor risiko karsinoma sel hati, 90 persen dari kasus kanker hati primer.

Di Indonesia, insiden karsinoma sel hati terjadi pada 13,4 per 100.000 penduduk. Karsinoma sel hati yang berkaitan dengan infeksi hepatitis B sebanyak 60 persen, sementara yang berkaitan dengan infeksi C sebanyak 20 persen.

Jika vaksinasi telah dilaksanakan secara baik, menjaga gaya hidup menjadi langkah selanjutnya. Makanan berlemak dan obesitas harus dihindari, begitu pula aktivitas yang minim gerak.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler