Sakit Misterius, Belasan Warga Yahukimo Meninggal

Kamis, 19 Oktober 2017 – 12:29 WIB
Jenazah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, WAMENA - Sebelas warga di Distrik Samenage, Kabupaten Yahukimo, Papua, dikabarkan meninggal secara misterius sejak awal hingga pertengahan Oktober ini.

Mereka yang meninggal itu mengalami gejala rambut rontok, badan bengkak, dan kulit terkelupas.

BACA JUGA: Dibakar Massa, Pembangunan Masjid Terpaksa Berhenti

Ironisnya, hingga kini tidak ada petugas medis dari pemerintah daerah yang melakukan diagnosis terhadap berbagai gejala penyakit yang menyerang masyarakat di sana.

Pastor Paroki Hepuba John Djonga Pr bersama masyarakat Yahukimo saat jumpa pers di Wamena Rabu (18/10) mengatakan, sebelumnya dikirim kader kesehatan gereja untuk memberikan pertolongan kepada sebelas orang tersebut.

BACA JUGA: Sori, DJ Seksi Ini Sudah Ogah Berpose dengan Bikini

Namun, karena diagnosis pasti tidak diketahui, sebelas warga tersebut tidak dapat tertolong dan meninggal dunia berturut-turut dengan gejala yang sama.

''Mulai Mei hingga sekarang lebih dari 40, hampir 50 orang, yang meninggal. Data terakhir Oktober, ada tambahan sebelas orang. Dalam Oktober ini, baru kemarin pemerintah mengutus seorang dokter untuk berangkat ke sana. Saya tidak tahu apakah satu dokter ini mampu melayani warga sembilan desa di sana atau tidak,'' ungkap John.

BACA JUGA: TNI Masuk Desa, Pak Tentara Rajin Mengajar Ngaji

Berdasar informasi dari kader kesehatan yang ditempatkan pihak Gereja Katolik di Samenage, lanjut Pastor John, sebelum meninggal, masyarakat mengalami gejala-gejala yang hingga kini belum diketahui secara pasti oleh kader yang ditempatkan di sana.

Selain itu, warga di sana mengeluhkan tidak adanya petugas kesehatan dari pemerintah. Karena itu, warga sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.

Di tempat yang sama, kader kesehatan gereja yang bertugas di Samenage Habel Lokon mengatakan, kesehatan masyarakat di Samenage kurang baik.

Banyak pasien yang mengalami sesak napas, cacingan, mencret, kudis, lemah, kulit terkelupas, dan rambut rontok.

Sebelas orang yang meninggal itu terhitung mulai 9 Oktober hingga pertengahan bulan.

''Sebelum meninggal, pasien mengalami gejala telinga tuli, kulit terkelupas, dan rambut rontok, baik orang dewasa, pelajar SMA, maupun SD,'' jelasnya

Sekretaris Desa Hubi Lokon, Distrik Samenage, Niko Hugo mengatakan, kepala puskesmas pembantu (pustu) dan kepala puskesmas yang ditempatkan di Samenage tidak pernah berada di tempat.

Meski terus menerima gaji dan tunjangan dari pemerintah, mereka tidak pernah memberikan pelayanan kesehatan di sana. (jo/tri/c4/ami/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkot Janji Hilangkan Kawasan Kumuh di Depok


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler