Saksi Kasus Suap Pajak PT Jhonlin Baratama Kompak Mangkir dari Panggilan KPK

Kamis, 03 Juni 2021 – 20:36 WIB
Plt Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak tiga orang saksi kasus dugaan suap pajak di PT Jhonlin Baratama mangkir dari panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mereka ialah pegawai PT Jhonlin Baratama Ozzy Reza Pahlevi dan dua mantan pegawai, yakni Agus Susetyo dan Fahruzzaini.

BACA JUGA: KPK Panggil Konsultan Pajak PT Jhonlin Baratama

Mereka sedianya diperiksa dalam kasus dugaan suap terkait dengan pemeriksaan perpajakan pada 2016 dan 2017 di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

"Seluruh saksi tidak hadir dan tidak memberikan konfirmasi," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (3/6).

BACA JUGA: PDIP Cabut Dukungan, Bupati Alor yang Memaki Mensos Risma Ini Bereaksi, Simak Kalimatnya

Selain ketiga saksi tersebut, seorang Konsultan Pajak Agus Susetyo juga mangkir panggilan penyidik lembaga antirasuah itu.

Menurut Fikri, keterangan keempat saksi tersebut sangat dibutuhkan untuk melengkapi berkas perkara tersangka Direktur Pemeriksaan dan Penagihan pada Dirjen Pajak tahun 2016-2019 Angin Prayitno Aji.

BACA JUGA: Tindaklanjuti Arahan Kapolri, Irjen Nico Afinta Keluarkan Perintah

Atas dasar itu, KPK mengultimatum para saksi kasus suap pajak tersebut agar kooperatif untuk hadir memenuhi panggilan penyidik lembaga antirasuah.

"Surat panggilan akan segera dikirimkan oleh tim penyidik," ucap Fikri.

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan enam orang tersangka, yakni Direktur Pemeriksaan dan Penagihan pada Dirjen Pajak 2016-2019 Angin Prayitno Aji dan Kepala Subdirektorat Kerja Sama dan Dukungan Pemeriksaan Ditjen Pajak Dadan Ramdani.

Sementara empat orang lainnya ialah konsultan pajak dari tiga perusahaan besar yang diduga terjerat kasus pajak. Mereka adalah Ryan Ahmad Ronas dan Aulia Imran Maghribi selaku konsultan pajak PT Gunung Madu Plantations.

Selanjutnya, Veronika Lindawati selaku konsultan pajak PT Bank PAN Indonesia (Bank Panin) dan Agus Susetyo perwakilan PT Jhonlin Baratama milik pengusaha batu bara Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam.

KPK menduga tersangka Angin dan Dadan telah menerima uang miliaran rupiah dari tiga perusahaan besar itu, yakni berupa uang sebesar SGD 500 atau sekitar Rp 5,39 miliar dari komitmen sebanyak Rp 25 miliar melalui Veronika mewakili PT Bank Panin pada 2018.

Keduanya juga diduga menerima uang dari PT Gunung Madu Plantations sebesar Rp 15 miliar melalui Ryan Ahmad dan Aulia Imran pada Januari-Februari 2018. Kemudian dari PT Jhonlin Baratama sebesar SGD 3 juta melalui tersangka Agus Susetyo pada Juli-September 2019.

Atas perbuatannya, Angin dan Dadan disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang (UU) tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Sedangkan Ryan, Aulia, Veronika dan Agus disangkakan melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau Pasal 5 Ayat (1) huruf b atau Pasal 13 UU  tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler