Salah Satu Penyebab Gangguan Mental Pada Anak, Ayah & Ibu Wajib Tahu!

Senin, 25 Juli 2022 – 06:05 WIB
Psikolog Prof. Dr. H. Seto Mulyadi, S. Psi., M.Si mengingatkan para orang tua untuk mewaspadai kecanduan gadget atau gawai pada anak. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Prof. Dr. H. Seto Mulyadi, S. Psi., M.Si mengingatkan para orang tua untuk mewaspadai kecanduan gadget atau gawai pada anak.

Sebab, hal itu bisa menyebabkan gangguan mental jika tak segera diatasi.

BACA JUGA: Begini Cara Atasi Anak Ketagihan Main HP, Mudah Kok

"Anak yang kecanduan gadget bisa tiba-tiba marah ketika sinyal susah, kuota habis, karena merasa seolah tidak terpenuhi kenikmatan dan kenyamannya," ungkap pria yang karib disapa Kak Seto itu.

Bahkan, kata dia, ada yang sampai dirawat di rumah sakit jiwa.

BACA JUGA: Peringati Hari Anak Nasional, Ganjar Singgung Soal Perundungan dan Pernikahan Dini

"Jadi, dari berbagai hal inilah sesuatu yang dinikmati dan sudah merasa nyaman dengan keadaan itu, tiba-tiba hilang secara mendadak, memang bisa menimbulkan anak-anak stres. Dia tidak bisa belajar sosial, tidak bisa melihat bagaimana pergaulan," jelas Seto.

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu menjelaskan ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai oleh orangtua yang menjadi tanda bahwa anak kecanduan gadget.

BACA JUGA: Sosialisasi 4 Pilar MPR, Habib Aboe: Perlindungan Anak Bagian Amanat Konstitusi

Dia mencontohkan apabila anak sudah sulit untuk diatur, mengganggu pola makan, ibadah, dan waktu belajar, hal tersebut perlu diwaspadai.

Apalagi, lanjut Seto, jika mood sang anak sulit untuk dikendalikan jika dijauhkan dari gawai.

"Kalau anak sudah mulai enggak teratur. Kalau makan, enggak makan. Kalau ibadah, tidak. Waktunya belajar juga tidak. Terus main gadget. Kadang mengurung diri di kamar. Atau uring-uringan. Marah-marah, nah itu sudah harus waspada. Ada sesuatu yang tidak beres pada jiwa anak," kata Kak Seto.

Jika anak sudah mengalami hal tersebut, Kak Seto menyarankan agar orang tua dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak.

Dengan demikian, hubungan persahabatan antara orang tua dan anak pun dapat terjalin sehingga anak tak hanya terfokus pada gawainya saja.

"Jadi, biasakan menggelar rapat keluarga. Atau ngobras, ngobrol bareng asik misalnya. Jangan sekedar memberikan perintah saja. Tetpi mulai dengan sekarang ayah dan bunda mau dengar apa yang menurut kalian kami salah? Gitu," kata Kak Seto.

Dia menegaskan dengan dialog maka terjalin persahabatan. Akhirnya, anak lebih nyaman bahwa ayah sama bunda sekarang sudah berubah. Tidak seperti dulu.

"Karena itu juga tempat pelarian anak. Begitu ibunya marah, ayahnya cuek, ya sudah. Asyik banget dia dengan gadget," pungkas Seto Mulyadi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler