jpnn.com, JAKARTA - Salesforce meluncurkan Agentforce, layanan agen AI paling unggul di kelasnya.
Agentforce merupakan bentuk kolaboratif antara manusia dengan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung pelanggan meraih kesuksesan bersama, melengkapi organisasi dengan agen otonom guna meningkatkan skala, efisiensi, dan kepuasan pelanggan di seluruh lini layanan, penjualan, marketing, komersial, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Salesforce & Nokentech Bakal Beri Pelatihan Keterampilan Digital kepada 100 Ribu Pelajar
"Agentforce Atlas Reasoning Engine versi terbaru dapat menganalisis data dan melakukan pengambilan keputusan, dan menuntaskan pekerjaan secara otonom dengan hasil yang dapat diandalkan serta tingkat akurasi yang tinggi," kata Chair and CEO, Salesforce Marc Benioff dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/9).
Dengan Agentforce, lanjutnya, setiap organisasi bisa membangun, melakukan kustomisasi, serta meluncurkan agen AI-nya masing-masing dengan mudah dan cepat.
BACA JUGA: Gandeng Nokentech & Salesforce, PYCH Gelar Pelatihan Manajemen Hubungan Pelanggan
Hal itu berkat disediakannya peranti dengan kebutuhan untuk penulisan code yang minim (low-code tools).
Dia menjelaskan, Agentforce menjadi representasi hadirnya Gelombang Ketiga dari AI, melampaui teknologi copilots menuju suatu era baru yang ditandai dengan agen-agen cerdas hingga keakuratan tinggi dan minim respons yang menyesatkan (low-hallucination), secara proaktif mendorong kesuksesan pelanggan.
BACA JUGA: Acer Meluncurkan 2 Laptop Terbaru, Didukung Teknologi Artificial intelligence
Tidak seperti platform lainnya, Agentforce merupakan solusi revolusioner tepercaya yang mengintegrasikan AI dengan mulus ke dalam setiap alur pekerjaan, serta terintegrasi dengan kuat ke dalam perjalanan masing-masing pelanggan.
"Dengan kata lain, ia memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan, memperkuat relasi, mendorong pertumbuhan, dan mengambil langkah secara proaktif,” ujar Marc Benioff.
Marc menambahkan, platform lainnya mengharuskan pelanggan untuk mempersiapkan AI sendiri, sedangkan Agentforce menawarkan platform yang dirancang khusus dan siap digunakan oleh pelaku usaha yang bisa segera memberikan dampak positif bagi bisnis dan meningkatkan skalabilitas secara cepat.
Agentforce juga dilengkapi dengan fitur-fitur keamanan mutakhir, kepatuhan terhadap standar industri, serta dengan fleksibilitas terunggul.
"Visi kami jelas, yakni menyematkan Agentforce pada 1 miliar agen AI di penghujung 2025. Inilah tujuan sejati dari hadirnya teknologi AI," terang Marc.
Dia menjelaskan gentforce dilengkapi fitur teknologi terkini yang dapat beroperasi secara otonom, mampu mencari data sesuai kebutuhan, menyusun rencana aksi dalam setiap pekerjaan, dan mengeksekusi rencana tersebut tanpa membutuhkan intervensi dari manusia.
Ibarat mobil nirkemudi, Agentforce dapat beradaptasi menggunakan data real-time sesuai dengan dinamika bisnis yang terus berubah-ubah dan beroperasi secara otonom dalam parameter yang ditetapkan oleh masing-masing organisasi.
Hal ini untuk memastikan tiap interaksi pelanggan terpantau, relevan, dan bernilai.
"Ketika diperlukan, Agentforce juga memungkinkan pengambilalihan pekerjaan oleh manusia dengan menyajikan ringkasan pada setiap bentuk interaksi, ulasan mengenai informasi pelanggan, dan rekomendasi tentang langkah selanjutnya yang perlu dilakukan," tuturnya.
Menurut Marc, para pemimpin industri, seperti OpenTable, Saks, dan Wiley sudah merasakan keunggulan transformatif dari Agentforce. Sebagai contoh, Agentforce saat ini membantu organisasi seperti Wiley dalam menyediakan layanan mandiri berbasis percakapan yang dinamis.
Agentforce dikonfigurasikan sedemikian rupa agar mampu menjawab setiap pertanyaan dengan menggunakan data base Wiley yang sudah terintegrasikan dalam Salesforce, sehingga setiap muncul permasalahan terkait akses akun bisa diselesaikan secara otomatis.
Tak hanya itu, Agentforce juga dapat membantu menangani proses registrasi maupun pembayaran dengan mengarahkan pelanggan ke sumber yang tepat.
Marc mengatakan Wiley merasakan adanya peningkatan sebesar lebih dari 40% dalam hal penyelesaian permasalahan yang terjadi, berkat kapabilitas Agentforce yang sukses menangani rutinitas kebutuhan
"Ini melampaui keberhasilan tatkala mereka masih menggunakan chatbot sebelumnya, sehingga karyawan menjadi punya lebih banyak waktu untuk fokus pada pekerjaan-pekerjaan lain yang bersifat lebih kompleks," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko Airlangga Sebut Indonesia Siap jadi Pemain Utama di Era Artificial Intelligence
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad