jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri mengaku prihatin dengan tindakan satu kelompok masyarakat yang mengaku lebih berjiwa Pancasila dibandingkan elemen masyarakat lain.
Salim Segaf mengatakan itu saat menjadi pemateri acara Bela Negara Tanggung Jawab Bersama di kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (10/11).
BACA JUGA: Pelajar SMK Mesum di Bangunan Kosong
"Bukan hanya itu, kelompok tersebut mengatakan kelompok yang lain tidak Pancasilais dan tidak NKRI. Ini kami dengar," kata eks Menteri Sosial itu.
Menurut Salim Segaf, narasi kelompok yang mengaku lebih berjiwa Pancasila bisa menjadi bumerang bagi bangsa dan negara.
BACA JUGA: Heboh Pembangunan Sumur Resapan di Atas Trotoar Jakarta, Nomor 5 Menohok Banget
Tidak tertutup kemungkinan, bisa terjadi pembelahan bangsa ketika narasi lebih Pancasilais terus dipelihara pemerintah.
"Kalau ini terjadi, ya, terjadi pembelahan pada bangsa ini. Terus yang rugi siapa? Jadi, yang rugi semua," kata Salim Segaf.
Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, itu berharap pemimpin pemerintahan bisa menyelesaikan narasi kelompok yang mengaku lebih berjiwa Pancasila.
"Saya berharap ada dialog dan memanggil mereka-mereka tersebut, menyadarkan satu dengan yang lain," beber Salim Segaf.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam sambutan saat acara Bela Negara Tanggung Jawab Bersama menyoroti tentang pentingnya rakyat memiliki kecintaan terhadap tanah air.
Dia juga menyinggung perlunya setiap rakyat memiliki pemahaman yang sama tentang bela negara.
"Bela negara adalah sebuah sikap, tekad, perilaku warga negara yang menunjukkan kecintaannya kepada sebuah negara, tak hanya dimiliki orang tua tetapi juga anak-anak," kata Syaikhu.
Dia mengatakan PKS sebagai partai politik bertanggung jawab memelihara dan memperjuangkan keutuhan NKRI.
Eks Wakil Wali Kota Bekasi itu memastikan sikap tersebut akan melekat dalam setiap napas perjuangan parpol yang dipimpinnya.
"PKS memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat madani yang adil sejahtera dan bermartabat dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik yang berdasarkan Pancasila," ujar dia. (ast/jpnn)
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan