jpnn.com - TANJUNG REDEB- Salon maupun panti pijat kian menjamur di Bumi Batiwakkal‚ sebutan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Namun, sangat disayangkan usaha tersebut sebagian hanya kedok untuk bisnis prostitusi. Tak jarang meski kerap ditertibkan oleh petugas, masih saja kerap ditemukan bisnis terselubung tersebut.
Salon misalnya, di sana banyak salon yang diduga tak memiliki izin dan tak jelas usahanya. Bahkan, pengunjungnya tak lagi dominan wanita yang ingin mempercantik diri melainkan pria. Namun bukan berarti semua salon seperti itu. Untuk menemukan prostitusi berkedok salon biasanya hanya dari mulut ke mulut dan jika sudah menjadi pelanggan akan mudah masuk tanpa harus basa-basi. Biasanya salon esek-esek terdapat kamar-kamar atau bilik.
BACA JUGA: Numpang di Bemper Truk, Pelajar SMP Tewas Tergencet
Tapi, mungkin saat ini sulit ditemukan salon seperti itu, setelah penertiban yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebelum bulan suci Ramadan lalu. Berau Post (JPNN Group) mendapatkan informasi dari salah seorang pemilik panti pijat "plus-plus", untuk memasuki salon yang terdapat prostitusi tentu tak secara terang-terangan meminta jasa esek-esek. Ada istilah khusus jika ingin mendapatkan pelayanan seperti itu.
"Ada yang istilahnya massage, ada yang lulur. Nah, nanti kalau sudah di dalam biasanya baru ditanya sama wanita yang melayani mau sama plus atau tidak," ungkapnya kepada Berau Post, Jumat (8/8) lalu.
BACA JUGA: Ribuan Penumpang KA Dapat Balon Gratis
Kepala Satpol PP Berau Rumiansyah mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menangkap basah salon yang menjadi tempat prostitusi. "Kami memang banyak menerima laporan dari masyarakat, tapi pembuktiannya yang sulit," katanya.
Diakuinya, sebagian salon yang pernah ditertibkan ada yang beroperasi kembali. Pihaknya berencana akan membahas persoalan ini dan bakal menindak tegas salon yang nakal. "Nanti kami evaluasi lagi," ujar Rumiansyah. (app/fir)
BACA JUGA: Investor Singapura Tertarik Bangun Monorel di Bandung
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Intai Tujuh Gerakan Radikal
Redaktur : Tim Redaksi