Salut, Pilih 11 Tahun Tinggal di Gubuk Terpal Daripada Hidup Meminta-minta

Jumat, 25 Agustus 2017 – 20:02 WIB
Mulyono di gubuknya yang terbuat dari terpal. Foto: Dedi Sulastro/Radar Brebes

jpnn.com, BREBES - Setiap orang tentunya mendambakan hidup layak dan sejahtera. Syukur-syukur punya rumah yang bagus.

Atau, setidaknya punya tempat tinggal yang bisa melindungi diri dari terik matahari dan guyuran hujan. Namun, hal seperti itu jauh dari Mulyono (60) dan istrinya Jumriah (55), warga RT 4 RW 2 Desa Terlangu Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes.

BACA JUGA: Meninggal di Korsel, TKI Asal Brebes Diduga Tak Terdaftar

Pasangan suami istri (pasutri) itu ini harus rela bertempat tinggal di tenda yang terbuat dari terpal. Bersama dengan seorang anak mereka, keluarga itu sudah menjalani kegetiran dengan tinggal di bawah terpal sejak 2006.

Artinya, Mulyono bersama Jumriah dan anaknya sudah 11 tahun tinggal di bawah terpal. Mereka terpaksa melalui kondisi itu lantaran tidak punya uang untuk membangun rumah.

BACA JUGA: TKI asal Brebes Meninggal di Korea, Jenazahnya Tertahan Lantaran Biaya

Mulyono menceritakan, dia tidak memiliki cukup uang untuk membangun rumah. Penghasilannya hanya dari pekerjaan serabutan.

Sedangkan Jumriah hanya sebagai buruh tani. Penghasilannya tidak cukup untuk membeli bahan-bahan bangunan.

BACA JUGA: Duh, Data Warga Hasil Perekaman e-KTP Hilang Akibat Ganti Server

Mulyono sebelum 2006 memang tinggal di rumah orang tuanya. Namun, sejak orang tua mereka meninggal, rumah tersebut dibongkar dan dibagikan ke seluruh alhi waris termasuk keluarga Mulyono.

"Awalnya kami tinggal di rumah orang tua. Setelah meninggal, rumah itu dibagi sebagai warisan. Kami mendapatkan sebagian," tuturnya seperti diberitakan laman radartegal.com.

Sejak mendapatkan warisan itulah dia bermaksud ingin membuat rumah lagi walaupun ukurannya kecil. Namun, saat ingin membuat rumah, cobaan datang silih berganti menghampiri keluarga Mulyono.

Salah satunya ketika Jumriah sakit. Akibatnya, Mulyono pun mengeluarkan uang simpanannya untuk biaya untuk proses pengobatannya.

Padahal, uang tabungan itu sedianya akan digunakan untuk membanun rumah. "Sebenarnya sejak mendapatkan warisan, kami berniat untuk membangun rumah kecil-kecilan. Tapi itu tadi, cobaan datang (istri sakit)," tuturnya.

Sedangkan kini penghasilannya dari pekerjaan yang serabutan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Itu pun dibantu oleh penghasilan sang istri dari pekerjaan sebagai buruh tani.

Di dalam gubuk terpal yang ditinggali Mulyono terdapat bermacam-macam gerabah dan alat masak yang diletakkan di sisi-sisinya. Terdapat lemari cukup besar dengan warna yang sudah pudar.

Sedangkan untuk tidur, Mulyono dan keluarganya menempati dipan tanpa kasur. Tapi, kondisi berbagai barang di dalam gubuk terpal kini sudah mulai rusak.

"Barang-barang yang ada ini saya bawa dari rumah yang dibongkar dan semua sudah mulai rusak akibat terkena air saat hujan," katanya.

Meski hidup dalam kondisi serbakurang, Mulyono tetap memegang pinsip hidup yang tak akan ditinggalkannya. Prinsip pertama adalah lebih baik susah tapi terhormat daripada mudah tapi meminta-minta.

Sedangkan satu prinsip lagi adalah lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah. Dua prinsip hidup itulah yang mereka gunakan selama ini.

"Daripada saya meminta-minta ke saudara ataupun teman, mending saya susah seperti ini. Saya tetap berusaha sehingga bisa bangun rumah, entah itu kapan," ucap pria tamatan SMA itu.

Sedangkan Jumriah mengaku menjalani rutinitas sehari-hari sebagai buruh tani bawang merah Desa Krasak, Kecamatan Brebes. Dia berangkat pagi buta dan baru pulang saat surya mulai tenggelam.

Anaknya, Yudi Teguh Baskoro (32) saat ini bekerja berdagang es di Jakarta. "Anak saya pernah kena tipu, mau bekerja malah kena tipu di pelayaran. Akhirnya tidak digaji," ungkap Jumriah.(ded/ism/zul/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatuh saat Perbaiki Atap, TKI Asal Brebes Meninggal di Malaysia


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Gubuk   Brebes   Gubuk Terpal  

Terpopuler