Salut, Selang Sehari Dua Bersaudara Raih Gelar Doktor

Selasa, 21 Februari 2017 – 19:26 WIB
Syaiful Maarif (kanan) bersama adiknya usai dikukuhkan menjadi doktor di Universitas Airlangga. FOTO : jpnn

jpnn.com - jpnn.com - Peristiwa tak biasa terjadi di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya siang tadi. Hanya berselang sehari, dua kakak beradik yakni Syaiful Ma’arif dan adiknya Amirul Faqih Amza dikukuhkan menjadi doktor hukum. Keduanya tercatat sebagai pemilik gelar doktor ke 316 dan 317.

Dengan percaya diri Syaiful mampu menjawab semua sanggahan dan mempertahankan disertasinya di depan tim penguji tertutup yang diketuai Prof. Dr. Nur Basuki dan tim penguji terbuka yang diketuai oleh Prof. Dr. Drs. Abdul Shomad SH.MH.

BACA JUGA: Mau Konsultasi Hukum? Bisa Via Halo Lawyer di Handphone

Gelar akademik tersebut makin melengkapi nama Syaiful yang sebelumnya memiliki titel SH, CN, MH. ”Meraih semua ini tidak mudah. Hanya dengan ikhtiar, doa, dan dukungan seluruh keluarga dan kerabat maka saya bisa menyelesaikan program doktoral,” kata pria yang tercatat sebagai pengacara dan kurator top Surabaya.

Dalam disertasinya, Syaiful mengangkat penelitian berjudul Putusan Mahkamah Konstitusi Terkait Kewenangan Mahkamah Agung Dalam Upaya Hukum Kasasi Atas Putusan Bebas Perkara Pidana. Hasil yang dia raih  pun cukup sempurna, yakni cumlaude.

BACA JUGA: Keruntuhan Tradisi Rektor Unair yang Selalu Diisi Orang Eksak

Tema itu saya ambil karena pelaksanaan pasal 244 KUHAP telah disimpangkan dalam penerapannya. Jaksa yang tidak punya kewenangan untuk melakukan kasasi atas putusan bebas, apalagi dengan keluarnya putusan MK No 114/PUU-X82012 tanggal 26 Maret 2003 semakin membuat sistem peradilan menghancurkan perlindungan hukum bagi masyarkat,” jelasnya panjang lebar.

Capaian Syaiful langsung mendapat sambutan haru dari keluarga besarnya. Ini merupakan kebahagiaan double. Pasalnya, selang sehari kemarin, sang adiklah yang terlebih dahulu dikukuhkan menjadi doktor. Amirul Faqih yang merupakan hakim di Pengadilan Negeri Takalar, Sulawesi Selatan mengangkat disertasi berjudul Kebebasan Hakim Dalam Menerapkan Sanksi Pidana Minimum Khusus.

Menurut Syaiful, kesuksesan mereka berdua tak lepas dari pola didik yang diterapkan kedua orang tuanya sejak kecil. ”Abah saya selalu berpesan, hidup di dunia ini jangan pernah berhenti belajar. Baik ilmu agama maupun ilmu lainnya. Sebab dengan itu kita bisa jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain,” katanya. (JPNN/pda)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pengacara   Unair  

Terpopuler