Sambas-Madura Sepakat Lupakan Konflik 99

Minggu, 20 Desember 2009 – 05:29 WIB
Pascakerusuhan 1999, suku Melayu Sambas dan Madura mulai mendapatkan titik temu. Kedua tokoh masyarakat melakukan pertemuan di Hotel Khatulistiwa Singkawang, kemarin. Mereka sepakat damai. (foto:Kusdharmadi/Pontianak Post)

SINGKAWANG-- Etnis Melayu Sambas dan Madura, dua etnis yang terlibat konflik berdrah pada 1999, sepakat untuk melupakan masa lalu yang kelamSejumlah tokoh yang mewakili kedua etni itu pun saling menjabat tangan tanda memaafkan

BACA JUGA: Bukan Teroris, Tapi Sarang Koruptor

Kesepakatan damai itu tertuang secara resmi dan ditandatangani kedua pihak, melalui Forum Diskusi Terfokus Membahas Kesepakatan Melayu Madura yang dimediasi Forum Mediasi Kalbar, kemarin (19/12)
Seremomi penandatangan kesepakatan akan dilangsungkan tahun depan, sekaligus sebagai ajang sosialisasi perdamaian.

Dalam pertemuan tersebut diteken 6 butir kesepakatan perdamaian

BACA JUGA: HMI Dukung Pansus Skandal Century

Pertama, Para Pihak bersepakat, melakukan upaya peningkatan perdamaian untuk menghilangkan rasa permusuhan, rasa kebencian, dendam dan kecurigaan yang dapat mengakibatkan kerugian para pihak, masyarakat, bangsa dan negara


Kedua, Para Pihak bersepakat, saling memaafkan terhadap kesalahan dan kejadian masa lalu yang tidak perlu terulang kembali dan menjadi koreksi bersama dimasa  yang akan datang

BACA JUGA: Minta Dahulukan Kepentingan Bangsa



Ketiga, Para pihak bersepakat, bahwa untuk sementara ini etnis Madura maupun etnis Madura keturunan asal Kabupaten Sambas yang ingin pulang ke Kabupaten Sambas melakukan pembauran dengan proses alamiKeempat, Para pihak bersepakat, bahwa untuk melaksanakan pencegahan dini terhadap bahaya konflik maka semua pihak melaksanakan koordinasi dan mencari solusi bersama jika adanya dugaan perselisihan kembali yang mengatasnamakan etnis

Kelima, bersepakat, memberikan kepercayaan yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah, TNI-POLRI untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat dan menindak secara tegas para pelanggar hukum guna menegakkan supremasi hukum.  Keenam, Para Pihak bersepakat, untuk memperlancar Mediasi maka di bentuk Forum Komunikasi Antar Etnis yang terdiri dari etnis Melayu, Dayak, Tionghoa ,Madura dan etnis lainnyaKemudian, berita acara itu ditandatangi oleh perwakilan yang hadir pada forum tersebut

Kesepakatan dicapai setelah digelar pertemuan sejak pagiPerwakilan dari etnis Madura dan Melayu Sambas serta perwakilan masyarakat Kabupaten Sambas tiba di Hotel Khatulistiwa, SingkawangSeperti sesepuh, tokoh pemuda, tokoh agama, pimpinan beberapa organisasi melayu Kabupaten SambasBegitu juga dengan perwakilan tokoh masyarakat Kota Singkawang yang turut diundang dalam kesempatan tersebut

Sayangnya, pejabat Polda Kalbar tidak datangBegitu juga tidak ada perwakilan dari Polres SambasKapolres Singkawang tidak hadir, namun diwakili pejabat polres lainnya, AKP Hasan JamilDalam kesempatan itu juga Danrem 121 ABW Kalbar, diwakili Kepala Staf Korem 121 ABW Kalbar, Letkol Inf Aminullah didampingi Kasdim 1202 Singkawang, Mayor Inf Bambang. 

Menanggapi hasil kesepakatan itu, Ketua Panitia Forum Diskusi Terfokus Membahas Kesepakatan Melayu Madura, Zulfydar Zaidar Mochtar, mengyatakan rasa terima kasihnya kepada semua pihak atas suksesnya kesepakatan damai iniSelanjutnya, akan disosialisasikan hingga ke seluruh lapisan masyarakat"Seremonial penandatangannya, dilangsungkan pada tahun 2010 mendatang,” tegasnya kemarin

Dikatakan, ini semua agar terciptanya situasi yang kondusif, aman tanpa adanya prasangka dan was-wasYang terpenting lagi, agar tali silaturahim tidak boleh terputus lagiDijelaskan, sebagai mediator, dia menggunakan teori mediasi tradisionalYakni, mana bisa disepakati, dapat disepakati terlebih dahuluYang belum dapat disepakati akan menjadi pembahasan berikutnya"Tanpa paksaan," katanya yang juga sekaligus melaunching buku Mediasi Melayu-Madura tersebut

Burhani, Ketua PFKPM Kabupaten Sambas mengatakan, upaya ini merupakan lanjutan dari upaya sebelumnyadia menilai, apa yang dicapai saat ini lebih baik dan sudah mencapai keinginan semua pihakKendati demikian, dia menambahkan bahwa hal ini bukan satu-satunya upaya dan terakhir untuk perdamaian“Langkah konkrit akan dibentuk forum komunikasi antar etnis yang akan didukung nanti dengan keputusan Bupati Sambas untuk disosialisasikan sampai masyarakat akar rumput,” kata Burhani

Ketua IKBM Kalbar, Sarumli Sanah mengungkapkan rasa bangga dengan sikap tokoh-tokoh Kabupaten SambasSarumli juga mengharapkan agar ke depan silaturahmi tokoh Madura dan Sambas tetap terjalin dengan tulus dan ikhlas“Yang lalu biarlah berlaluTidak ada dendamSaya sangat mengharapkan terciptanya perdamaianKita ingin kalbar kondusif,” tegas Sarumli

Kasrem 121 ABW juga memberikan paparan, Kehadiran Kodam Dalam Menekan Konflik SosialDia menegaskan bahwa pembangunan Kodam di Kalbar, akan direalisasikan pada tahun 2010“Tahun 2010, Kodam di Kalbar sudah final,” tegasnyaDia juga sangat mendukung kesepakatan perdamaian ini.

Untuk menciptakan komitmen perdamaian dan pembangunan maka dicantumkan seluruh elemen masyarakat Kabupaten SambasYang mengatasnamakan pihak masyarakat Kabupaten Sambas diwakili oleh, APDESI Kabupaten Sambas, ABPEDSI Kabupaten Sambas, DAD Kabupaten Sambas, FKUB Kabupaten Sambas, KNPI Kabupaten Sambas, MABT Kabupaten Sambas, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten SambasKemudian, untuk yang mewakili pihak etnis melayu Kabupaten Sambas adalah, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas, Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu Kalbar (PFKPM) Kabupaten Sambas, Ikatan Generasi Muda Islam (IGMI) Kabupaten Sambas, Ikatan Mahasiswa Kabupaten Sambas (IMKS)

Dalam draft kesepakatan perdamaian, yang mengatasnamakan pihak Madura, yakni Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Provinsi Kalimantan Barat, Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) asal Kabupaten Sambas, Yayasan Korban Kerusuhan Sosial Sambas (YKKSS), Pemuda Madura asal Kabupaten Sambas, Himpunan Mahasiswa Madura (HIMMA) asal Kabupaten SambasKemudian, diperlukan kesiapan masyarakat dan aparat hasil dari Kesepakatan Perdamaian untuk  disosialisasikan hingga ke desa desa kedua belah sehingga masyarakat sudah memahami perdamaian iniSelanjutnya, penandatanganan terdiri dari dan atas nama, Muspida Kabupaten Sambas, Muspida Provinsi, Pemerintah Pusat, Lembaga Adat Provinsi (MABM, DAD, MABT, IKBM, PFKPM) Lambaga Keagamaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Kesultanan Azwakoebillah Sambas(ody/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Takut Boediono dan Ani Nyanyi


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler