Sambil Menangis, Lina Guru Honorer Nonkategori: Pak Jokowi Orangnya Baik

Selasa, 10 Maret 2020 – 07:35 WIB
Ketua GTKHNK35+ Garut Lina Kurniati (tiga dari kiri) dan jajaran saat bertemu dan minta dukungan kepada Anggota DPR RI Ledia Hanifa. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Lina Kurniati, yang merupakan guru honorer nonkategori, langsung terbawa perasaan alias baper ketika ditanya apa harapannya kepada Presiden Jokowi.

Fathra N Islam - Jakarta

BACA JUGA: Pesan Kepala BKN untuk Honorer K2 yang Ingin jadi PPPK

Lina bersama pengurus organisasi Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non-Kategori 35 Tahun ke Atas (GTKHNK 35+) Kabupaten Garut, Jawa Barat, dalam dua setengah bulan terakhir terus bergerilya menggalang dukungan demi perjuangan diangkat menjadi PNS.

Dari 42 kecamatan di daerah itu, hanya tinggal beberapa saja yang belum dia datangi karena medannya sulit dijangkau.

BACA JUGA: Titi: Begitu Perpres PPPK Turun, Kami Perjuangkan Seluruh Honorer K2

Sementara, pengurus GTKHNK setempat juga tetap harus bekerja secara profesional sebagai pendidik.

"Dalam waktu yang relatif pendek, baru dua setengah bulan melangkah, anggota kami sudah seribuan orang," ungkap Lina kepada jpnn.com, Senin (9/3).

BACA JUGA: Bang Adian Minta Pak Prabowo Legawa ketimbang Kalah Lagi

Dia bersyukur karena langkahnya tak sia-sia. Dalam waktu singkat itu pula, Lina bersama pengurus di daerahnya sudah berhasil mendapat dukungan dari kepala Dinas Pendidikan, PGRI, hingga DPRD setempat.

"Terakhir Alhamdulillah Bapak Bupati dengan kasih sayangnya kepada honorer, beliau mengeluarkan surat permintaan dan rekomendasi kepada Presiden untuk menerbitkan Keppres PNS. Ini luar biasa," kata Bu Guru Lina.

Nah, ketika ditanya harapannya bersama guru dan tenaga kependidikan honorer nokategori yang berusia di atas 35 tahun kepada Presiden Jokowi, Lina langsung baper.

Sambil menangis, perempuan yang sudah menjalani profesi sebagai guru sejak tahun 2006 itu berharap Presiden Jokowi mau memperhatikan nasib mereka.

Menurut Lina, Presiden ketujuh RI itu diharapkan melihat kenyataan bahwa di seluruh Indonesia, masih ada ratusan ribu guru dan tenaga kependidikan yang berstatus honorer nonkategori dengan usia di atas 35 tahun. Kondisinya pun menurut dia memprihatinkan karena digaji di bawah UMR dan UMK.

"Tetapi kami dengan ikhlas bisa tetap mentransfer ilmu dan mencerdaskan anak bangsa. Bukankah Bapak Presiden menginginkan generasi penerus bangsanya itu cerdas? Merdeka belajar untuk para siswa, tapi kenapa hak guru honorernya sendiri belum merdeka?" tutur Lina, sembari menangis.

Untuk diketahui, GTKHNK35+ telah mengadakan Rakornas di Kemayoran, Jakarta Pusat pada 20 Februari 2020 lalu.

Dua tuntutan utama mereka adalah, angkat GTKHNK 35+ menjadi PNS tanpa tes melalui Keppres, dan bayar Gaji UMK bagi honorer GTK di bawah umur 35 tahun dari APBN dengan dibayar secara bulanan.

"Maaf, saya kalau ngomongin ini bawaannya suka naper, suka menangis. Kenapa? Karena memang setelah saya bergerak dan berjuang di GTKHNK ini, saya lebih banyak menyaksikan nasib rekan-rekan saya termasuk saya sendiri," lanjut Lina.

Dia berharap pemerintah betul-betul memperhatikan keberadaan GTKHNK 35+ yang notabene menjadi poros negeri ini di bidang pendidikan, tetapi nasibnya diabaikan begitu saja. Padahal secara intelektualitas, mereka juga intelek.

"Pendidikan kami S1, kami legal, dalam Dapodik kami tertera. Saya yakin Pak Jokowi orangnya baik, saya yakin Bapak Presiden kita hatinya baik. Mudah-mudahan dengan gerakan GTKHNK ini hati beliau tersentuh," ujar lulusan Sarjana Pendidikan ini.

Lebih jauh, pihaknya menyebut perjuangan mendapatkan SK PNS tidak semata-mata karena uang.

Akan tetapi, harapan para orang tua merekalah yang menjadikan semangat untuk diangkat menjadi abdi negara semakin kuat.

"Jadi tolonglah Pak, Bapak Presiden yang baik hati, keluarkan Keppres untuk kami, karena kami bukan pegawai ilegal, jam terbang kami sudah tinggi. Terbukti dengan anak-anak didik kami yang sudah bisa mengaplikasikan ilmunya di masyarakat," ucap Lina menyampaikan harapannya. (fat/jpnn)

TERUNGKAP! Ternyata Ini Kelemahan Adian Napitupulu


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler