Sambil Tersenyum, Eliud Kipchoge jadi Manusia Pertama yang Lari Maraton Kurang dari 2 Jam

Minggu, 13 Oktober 2019 – 07:09 WIB
Eliud Kipchoge merayakan keberhasilannya. Foto: AFP/HERBERT NEUBAUER

jpnn.com, WINA - Eliud Kipchoge mencetak sejarah baru setelah finis kurang dari dua jam dalam lari maraton INEOS 159 Challenge di Wina, Austria, Sabtu (12/10).

Kipchoge menjadi manusia pertama yang membukukan waktu di bawah dua jam, yakni satu jam 59 menit 40,2 detik, setelah atlet Kenya itu juga mencatatkan rekor dunia lari maraton dalam waktu dua jam satu menit 39 detik di Berlin Marathon, September lalu.

BACA JUGA: Lihat, Aksi Sportif Braima Dabo Memapah Lawannya Hingga ke Garis Finis

"Saya merasa menjadi manusia paling bahagia hari ini. Semoga ini menjadi inspirasi bahwa tidak ada batasan bagi siapa pun untuk berprestasi," kata Kipchoge dikutip dari AFP.

"Sejak kilometer pertama, saya sudah merasa nyaman. Saya latihan untuk bisa seperti itu selama 4,5 bulan. Dan yang terpenting, saya telah memberikan seluruh jiwa dan pikiranku untuk bisa berlari kurang dari dua jam," imbuhnya.

BACA JUGA: Istri Mantan Dandim Kendari Menangis, tetapi Sempat Ucap Terima Kasih

Selama di lintasan, pelari berusia 34 tahun itu berlari di belakang mobil serta ditemani oleh 41 pelari pacemakers yang membantu mengatur ritme larinya berjarak 26,2 mil (sekitar 42,1 km) itu.

Kipchoge mampu mempertahankan ritmenya hingga 2,5 menit per kilometer. Dia melewati garis finis sambil tersenyum dan mengatakan bahwa itu adalah "momen terbaik dalam hidupku."

Pendiri sponsor utama acara tersebut, Ineos, Jim Ratcliffe tak percaya dengan hasil yang ditorehkan oleh pelari Kenya itu.

"Kilometer terakhir adalah kilometer yang menunjukkan bahwa dia benar-benar manusia super," kata Ratcliffe, yang juga ikut bertanding di Ironman Triathlon.

Kipchoge berada sebelas detik lebih awal sejak pertengahan balapan. Para penggemar yang berbaris di pinggir jalan pun tampak mengibarkan bendera Kenya untuk menyemangatinya.

Pelatih Kipchoge, Patrick Sang mengatakan Kipchoge telah memberikan inspirasi 'kita bisa melebihi apa yang menjadi batasan kita'.

Sebelumnya, Kipchoge telah menegaskan bahwa dirinya ingin mencetak sejarah di Austria seperti Neil Amstrong yang menjadi manusia pertama pergi ke bulan.

Meskipun berhasil mencatatkan sejarah baru, catatan tersebut tidak masuk dalam rekor maraton yang diakui oleh Federasi Atletik Internasional (IAAF) karena ajang tersebut bukan kompetisi resmi. Meski begitu, capaian yang diraih Kipchoge itu membuat para penggemar turut berbangga. "Sungguh luar biasa. Dia manusia super. Perasaan positifnyalah yang mengantarkan dia bisa meraih ini semua," kata salah satu penonton, William Magachi.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta pun mengucapkan ucapan selamat melalui akun twitter-nya. "Kamu berhasil melakukannya. Kamu telah membuat sejarah dan membuat seluruh warga Kenya bangga. Kemenanganmu hari ini akan menginspirasi generasi mendatang untuk terus bermimpi besar," twitnya.

Sebelumnya, Kipchoge telah berupaya memecahkan rekor lari kurang dari dua jam di Monza, Italia pada Mei 2017. Namun, ia masih belum berhasil dan masih berlari lebih dari dua jam, yakni 2 jam 25 detik.

Dalam 16 tahun terakhir ini, rekor maraton memang selalu diperebutkan oleh pelari Kenya dan Ethiopia. Kedua negara tersebut adalah rival abadi dalam menjuarai lintasan jarak jauh. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler