jpnn.com - BEKASI - Meski banjir belum usai, volume sampah Jakarta yang dibuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mengalami kenaikan 30 ton per hari. Sebelumnya, kenaikan juga terjadi pada November hingga Desember 2013 lalu. Dimana pada bulan November sebanyak 5.920 ton, tetapi pada Desember menjadi 5.940 ton.
Artinya, terjadi kenaikan 20 ton per hari. Volume sampah yang mengalami kenaikan itu sampah basah yang berasal dari rumah tangga. Douglas Manurung, Direktur PT Godang Tua Jaya, selaku pengelola TPST Bantar Gebang, Bekasi mengaku, kenaikan sampah Januari diperkirakan mencapai 30 ton per hari.
BACA JUGA: Anggap Blusukan dan Lelang Jabatan Bukan Solusi untuk DKI
Pasalnya, bulan sebelumnya kenaikan itu mencapai 20 ton per hari. "Sudah pasti naik karena banjir," terangnya. Douglas menambahkan, pihaknya tengah berupaya mencari cara untuk sampah tersebut bisa menjadi gas metan. Akan tetapi cara itu butuh waktu, mengingat seluruh sampah itu masih basah.
"Seluruh sampah jika mengandung sampah organik, bisa menjadi metan," ucapnya. Soal banyaknya sampah itu, diakui Douglas, bukan hanya milik warga DKI saja tapi juga berasal dari di luar Jakarta yang ikut terbawa banjir. Hal itu disebabkan, karena saat banjir tiba banyak menyeret sampah sampai ke pemukiman warga di DKI Jakarta.
BACA JUGA: BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Ikan Asin
"Yang jelas sampah itu jika sudah terangkut oleh DKI, maka milik Jakarta," ujarnya. Biasanya, jika sudah mengalami kenaikan, pihak DKI akan menggunakan jasa ketiga untuk membantu pembuangan ke TPST Bantar Gebang. Pasalnya, untuk angkutan yang ada masih belum cukup. Saat ini, DKI baru memiliki 900 truk.
Namun, seluruh truk sampah itu hanya diperbolehkan melakukan perjalanan ke TPST Bantar Gebang Bekasi pada jam-jam tertentu saja. "Sesuai perjanjian dengan Pemerintah Kota Bekasi, truk itu tidak boleh melintas pagi hari," cetusnya juga.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Bekasi, sejumlah tong sampah mulai menumpuk. Menurut catatan, Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran (DKPPK) Kabupaten Bekasi rata-rata sampah menggunung itu dari sampah banjir. Hampir di setiap pemukiman hingga jalan raya di Kabupaten Bekasi banyak dipenuhi sampah yang terbawa aliran air saat banjir.
BACA JUGA: Konsep Sodetan Ciliwung Cisadane Dinilai Tak Jelas
"Sejauh ini, sampah yang kita angkut dari pinggir jalan maupun di pemukiman warga mencapai lebih dari 50 ton per hari. Padahal, biasanya hanya sekitar satu sampai dua ton setiap harinya," terang Kabid Kebersihan, DKPPK Kabupaten Bekasi Dody Agus Supriyanto. (dny)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatuh ke Ciliwung, Mayat Sulaiman Ditemukan Pemulung
Redaktur : Tim Redaksi