Sampah-Sampah di Pulau Penyangga Batam Bakal Disulap Jadi BBM

Kamis, 09 Juni 2022 – 23:41 WIB
Ikatan Alumi Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) bersama Kemensos bakal membangun bank sampah di pulau-pulau penyangga kota Batam. Foto dokumentasi IA-ITB

jpnn.com, BATAM - Ikatan Alumi Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) bersama Kementerian Sosial (Kemensos) bakal membangun bank sampah di pulau-pulau penyangga kota Batam, Kepulauan Riau.

Limbah sampah itu akan diubah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).

BACA JUGA: Pemerintah Tambah Subsidi, Pertamina Jaga Pasokan Energi

“Untuk mesin pengubah sampah menjadi BBM itu sudah ada, tinggal kami bawa ke sini dari Pulau Jawa. Untuk jenis BBM-nya nanti dari bank sampah itu adalah berupa bensin,” kata Ketua Umum IA-ITB Gembong Primadjaja dalam keterangannya, Kamis (9/6).

Menurut Gembong, masyarakat harus diberikan edukasi agar memahami rencana baik pemerintah. Itu agar program ini didukung sepenuh hati.

BACA JUGA: Gandeng TNI AL, Mulung Parahita Gelar Aksi Nyata Terhadap Darurat Iklim

“Karena tidak bisa dibuat tiba-tiba, masyarakat harus diedukasi perlahan,” ujar Gembong.

Munculnya ide pembangunan bank sampah itu berawal dari kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Gembong Primadjaja ke Pulau Bertam yang ditempati Suku Laut.

BACA JUGA: DPR Mengapresiasi Kinerja Kemensos atas Realisasi Anggaran 97,42 Persen

Risma melihat banyak sampah yang bertebaran di penjuru pulau penyangga Kota Batam itu. Dari situ muncul ide mengubah limbah menjadi BBM.

“Desainnya (bank sampah) ini kami bekerja sama dengan alumni ITB. Jadi, tidak hanya pemukiman saja yang kami perhatikan, tetapi semuanya,” kata Risma.

Mensos Risma ingin daerah penyanggah, contohnya Pulau Bertam bisa maju seperti wilayah di kota. Pulau itu pun berhadapan langsung dengan negara tetangga Singapura.

“Memang tugas saya untuk kawasan tertinggal, terluar dan terpencil," ujar Risma.

Dia mengaku hanya menangani masalah perumahan awalnya, tetapi kemudian dilihat para alumni ITB ini bahwa kawasan ini bisa dikembangkan.

'Jangan dilihat kok jadi luas, karena kalau pengembangan itu nanti bisa berimplikasi positif terhadap pendapatan warga setempat," terangnya.

Dengan keterlibatan alumni ITB ini, kata Risma, bisa membantu menangani masalah. Bukan sekadar rumah, tetapi juga bagaimana rumah itu benar-benar ramah lingkungan kemudian sumber daya energinya terpenuhi.

“Dengan ITB ini komprehensif lengkap, karena sekali lagi saya tidak mau limbah domestik rumah tangga ini masuk ke laut," pungkas Risma. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemensos-ITS Gelar Workshop Pembuatan Kapal Fiberglass, Belasan Pemuda Papua Menyimak


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler