Sampah Warga Jakarta Semakin Menggunung di Bantargebang

Jumat, 05 Agustus 2016 – 14:26 WIB

jpnn.com - BEKASI-Sejak Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang diambil alih pengelolannya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, kondisi sampah terus menggunung. Bahkan, ketinggian sampah di zona I kini sudah mencapai 40 meter. Ditambah lagi, aroma bau sampah sudah mulai mengganggu pemukiman warga yang berada di kawasan tersebut.

Guna melihat pengelolaan swakelola TPST Bantargebang, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat kemarin (4/8) menggelar sidak ke tempat pembuangan sampah warga Ibu Kota tersebut. Terkait masih carut marutnya pengelolaan TPST Bantargebang pasca ditinggal PT Godang Tua Jaya, dia mengatakan karena swakelola itu masih masa transisi.  

BACA JUGA: Bang Uchok Tak Yakin Ahok Hiraukan Teguran Jokowi

Sehingga, kata dia, wajar bila ada kekurangan dalam pengelolaan TPST tersebut. Dia juga mengatakan, evaluasi masa transisi pengelolaan TPST Bantargebang akan dilakukan hingga tiga bulan ke depan. ”Pengambil alihan TPST baru dilakukan 19 Juli 2016 lalu, sehingga kini masih masa transisi,” terangnya saat ditemui INDOPOS di TPST Bantargebang, Kamis (4/8).

Meski begitu, Djarot mengaku, pihaknya terus melakukan berbagai upaya penyempurnaan dalam swakelola pengelolaan TPST Bantargebang. Salah satunya terkait pengelolaan sampah yang belum baik penataan sampah yang makin menggunung lantaran berbagai kendala seperti ketidaan alat berat. 

BACA JUGA: Terbukti..Ahok Tidak Pernah Percaya Anak Buah

Meski begitu, Djarot mengatakan pihaknya telah mengerahkan alat berat yang dipinjam dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU dan PR) serta BUMN yang mengerjakan proyek DKI. ”Kami akan memfokuskan penataan sampah dengan cover soil,” terang wakil kepala daerah asal PDIP tersebut. 

 Metode cover soil adalah pemberian tanah di atas gundukan sampah. ”Secepatnya akan kami beri cover soil supaya sampah tidak bau menyengat seperti ini,” ungkap juga mantan Wali Kota Blitar dua periode tersebut.

BACA JUGA: Rizal Ramli Dipanggil Ikut Pilkada DKI

Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengaku kekurangan alat berat untuk pemerataan sampah di sejumlah zona pembuangan yang ada di sana karena kekurangan peralatan. 

Meski begitu, dia mengaku telah berupaya melakukan peminjaman 10 ekskavator ke Kementerian PU dan PR untuk penataan sampah yang dibuang ke TPST tersebut. Hasilnya, kata dia juga, sudah ada 27 alat berat yang didatangkan ke TPST Bantargebang tersebut.  

Dengan rincian, 15 unit ekskavator, enam unit wheel loader, satu unit buldozer dan lima unit shovel. ”Kami sudah mengajukan peminjaman 10 alat berat lagi, semoga dapat terwujud,” katanya.

Tak hanya itu, Asep mengatakan, pihaknya berencana membeli 30 alat berat menggunakan APBD-P DKI Jakarta 2016. Diantara ke 30 alat berat yang akan dibeli itu, kata dia juga, terdiri dari 15 ekskavator dan 10 buldozer serta 5 wheel loader. ”Alokasi anggarannya saya lupa, tapi sampai puluhan miliar,” ucap juga PNS DKI Jakarta tersebut

Sedangkan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji yang ikut pada kunjungan itu mengatakan pihaknya tengah memverifikasi sejumlah pegawai TPST Bantargebang dari pengelola yang lama. Verifikasi itu meliputi jenis pendidikan dan lama kerja. 

Pasalnya, mantan para pekerja PT Godang Tua Jaya itu rencananya akan dijadikan Pekerja Harian Lepas (PHL) dengan upah minimum provinsi (UMP) DKI sebesar Rp 3,1 juta per bulan. ”Data awal jumlah pegawai 381 orang, kemudian bertambah menjadi 465 orang. Itu terjadi karena kami akan melakukan pendataan ulang,” katanya, kemarin (4/8).

Bukan hanya akan diberikan upah layak, kata Isnawa juga, para PHL di TPST Bantargebang juga akan terlindungi kesehatannya dengan dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS). Sehingga, pekerja tak perlu khawatir soal biaya kesehatan bila sewaktu-waktu mereka sakit. 

”Setiap tahun kita evaluasi kinerja mereka, bila tak sesuai dengan yang kita harapkan bisa diputus. Bagi yang tidak mau dijadikan PHL, silakan keluar,” paparnya juga mantan Camat Tambora itu. Isnawa menjelaskan, pihaknya juga berencana membangun bengkel truk Hyno di TPST Bantargebang guna mempermudah perawatan pada armada truk sampah milik DKI. 

Dia mengaku, selama ini kerap kesulitan untuk memperbaiki truk yang rusak karena lokasi bengkel dengan trayek truk terpaut jauh. ”Kita sudah membicarakannya ke pihak Hyno. Jadi nantinya armada bisa diperbaiki usai mengangkut sampah. Selain itu kita juga bangun tempat pencucian truk, jadi setelah mengangkut sampah truk langsung dicuci biar bersih,” tandasnya. (dny/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketemu Sri Mulyani, Ahok Sampaikan soal Uang Triliunan Rupiah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler