Sandera Putri, Bawa Bom di Dekat Pengadilan

Polisi Bekuk Pelaku setelah Drama 12 Jam

Rabu, 07 September 2011 – 07:21 WIB

SYDNEY - Drama penyanderaan di sebuah kantor firma hukum menyita perhatian publik di kota kecil Parramatta, barat Sydney, Negara Bagian New South Wales, kemarin (6/9)Lokasi penyanderaan tersebut berada di samping atau dekat gedung pengadilan Parramatta, kawasan Metropolitan Sydney

BACA JUGA: Diterjang Talas, 18 Orang Tewas

Setelah melalui masa-masa menegangkan selama 12 jam, aksi yang dilakukan seorang pria berusia 52 tahun tersebut berakhir


Setelah berjam-jam tak berhasil membujuk pelaku yang mengaku membawa bom dalam tas ranselnya supaya mau menyerahkan diri, polisi Australia bertindak

BACA JUGA: Badai Lee Picu Banjir di AS

Tim khusus kepolisian melancarkan operasi penyerbuan dan berhasil membekuk pria tersebut.

"Saat ini, teknisi bom kepolisian masih meneliti apakah yang disimpan pelaku dalam tas ransel memang peledak," ungkap Denis Clifford, wakil komisioner Kepolisian New South Wales


Polisi menduga kuat bahwa tas tersebut memang berisi bom

BACA JUGA: Turki Usir Dubes Israel

Begitu berhasil dibekuk, pelaku langsung digiring ke kantor polisi untuk menjalani interogasiSedangkan gadis 12 tahun yang disandera dikembalikan kepada keluarganyaBelakangan diketahui bahwa gadis itu adalah putri pelaku

Menurut Clifford, gadis tersebut terlihat sangat tertekanDia diyakini sebagai putri pelaku karena seorang pegawai firma mendengar gadis itu memanggil pria tersebut dengan sebutan ayah"Secara fisik dia baik-baik sajaSedikitpun tak ada luka di tubuhnya," tutur Clifford dalam jumpa pers kemarinKini, gadis yang identitasnya sengaja dirahasiakan itu menjalani pemulihan trauma di tengah keluarganya

Insiden itu bermula saat pelaku yang mengajak putrinya memasuki kantor firma hukum di sekitar kompleks Family Court (pengadilan keluarga) pukul 09.00 waktu setempatPelaku yang namanya dirahasiakan tersebut lantas berjalan menuju meja resepsionis

Dia pun ditemui seorang pegawai bernama Betty Hor"Saat itu dia mengatakan mencari seseorang yang namanya belum pernah saya dengar sebelumnyaLalu, saya katakana kepadanya bahwa orang yang dia cari tidak ada di kantor ini dan bukan klien kami," jelas Hor

Tidak puas dengan jawaban itu, pelaku lantas naik ke lantai dua bersama putrinyaBeberapa menit kemudian, dia dan putrinya turun lagi ke lantai satu dan kembali ke meja resepsionis"Dia kembali menanyakan keberadaan orang yang dia cari dan saya menjawab bahwa orang tersebut tak ada di kantor ini," ucap Hor

Namun, pelaku tidak percaya dan malah mengamukDia melemparkan sebuah buku ke meja resepsionis dan mulai berteriak-teriakSambil berteriak, dia melangkah menuju lobi kantor

"Telepon kantor jaksa agungJuga, telepon dia (sambil menyebut nama orang yang dia cari, Red)Katakan kepada mereka bahwa saya punya bom yang siap meledak di dalam ransel," seru pria tersebut

Hor pun panikSaat pelaku dan putrinya menjauhi meja resepsnionis dan menuju kantor salah seorang pengacara, Hor cepat menghubungi polisiSementara itu, para pegawai firma berlarian keluar dari gedung tersebut

Tidak lama kemudian, polisi datang dengan membawa juru runding (negosiator)Yang pertama mereka lakukan adalah mengevakuasi gedung dan kawasan sekitarnyaTak sampai sejam, kantor firma hukum itu berhasil disterilkanLantas, juru runding langsung bernegosiasi dengan pelakuProses negosiasi berlangsung alotSelama hampir 12 jam, perundingan tak menghasilkan kata sepakatKarena itulah, polisi memutuskan untuk menyerbu kantor firma hukum tersebut dan menyergap pelaku

"Perundingan yang semula berjalan baik lantas berubah menjadi kacauKian lama, negosiasi dengan pelaku makin tak mengarah pada kesepakatanSaat itu kami memutuskan untuk menyerbu ke dalam gedung dan membekuk pelaku," urai CliffordSayangnya, dia tak bersedia mengungkapkan kronologi penangkapan pelaku maupun tuntutannyaYang jelas, polisi tidak butuh waktu lama untuk melumpuhkan pelaku setelah menyerbu kantor firma tersebutApalagi, si pelaku disebutkan tak membawa senjata api

Meski polisi tak bersedia merilis identitas pelaku, salah seorang politikus mengenali pria ituJeremy Buckingham, anggota parlemen dari Partai Hijau, sempat melihat pelaku datang ke gedung wakil rakyatBahkan, dia sempat bicara dan berbincang dengan pelaku soal beberapa kasus hukum"Dia mengaku punya informasi penting untuk jaksa agungTapi, dia menolak menjelaskan informasi yang dimaksud," ujarnya di hadapan parlemen kemarin

Saat penyanderaan tersebut berlangsung, stasiun televisi Australia sempat menayangkan gambar sang pelaku yang menguasai kantor firma hukum tersebutDalam tayangan itu, terlihat seorang pria paro baya bertelanjang dada dan mengenakan wig yang biasa dipakai hakim di pengadilanDia terlihat dari jendela lantai dua kantor firma tersebutDia juga sempat meludahi wig yang dia pakainya itu dan melemparkan sebuah botol ke dinding sambil meneriakkan sesuatu(AP/AFP/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Anggota Brigade Khusus Wanita Pasukan Kadhafi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler