jpnn.com, JAKARTA - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mendeklarasi Gerakan Nasional Jayakan Indonesia 2045 (Gernas Jayanesia 2045).
Koordinator Gernas Jayanesia 2045 KAMMI, Arif Satriantoro, mengatakan gerakan ini bertujuan menyadarkan para pemuda serta menumbuhkan semangat pemuda untuk sadar tentang Indonesia Emas di tahun 2045.
"Kita sebagai pemuda punya tanggung jawab menjayakan bangsa di masa depan, pemuda mesti menjadi individu yg unggul di bidang soft skill dan hard skill," kata Arif dalam pesan elektronik.
BACA JUGA: Temui Fahri Hamzah, Gatot Nurmantyo Bayar Utang
Terkait bentuk kegiatannya Arif mengungkapkan pihaknya akan mengadakan pelatihan kepada para pemuda di seluruh provinsi dan daerah Indonesia.
"Pelatihan yang dibuat untuk menambah soft skill dan hard skill," ujarnya.
BACA JUGA: Kang Emil Paslon Pertama Serap Komitmen Politik Dengan KAMMI
Arif menambahakan Gernas Jayanesia 2045 bisa berperan dalam mengembangkan pemuda pemudi Indonesia dengan kampanye, sosialisasi dan kerjasama dengan seluruh pemangku kebijakan.
Alasan pihaknya memilih tahun 2045 karena di tahun tersebut bertepatan dengan satu abad Indoensia merdeka.
BACA JUGA: Cawagub Irwansyah Tawarkan Oke Oce Kito untuk Warga Sumsel
"Pada tahun ini kita harus sudah berjaya, dan menjadi kekuatan yang berpengaruh di dunia dan itu harus disiapkan dari sekarang," ujar Arif.
Acara deklarasi Gernas Jayanesia 2045 ini diadakan di Aula Komplek DPR RI Kalibata, Jakarta Selatan.
Hadir dalam deklarasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno.
Dalam kesempatan itu, Sandi mengapresiasi dan berharap Gernas Jayanesia 2045 bisa bersinergi dengan program OKE OCE yang dicanangkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Saya berharap mungkin nanti gerakan ini dapat bersinergi dengan program OKE OCE, karena tulang punggung gerakan ini pemuda kader KAMMI," ujarnya.
Menurut Sandi, ini sangat sesuai dengan program OKE OCE yang memang ingin melahirkan pengusaha-pengusahan baru.
"Sekarang kita memasuki bonus demografi. Generasi produktif akan lebih banyak daripada yang non produktif ini sebuah anugerah dan kekayaan yang harus kita kelola dengan baik," tutup Sandi. (fiq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon: Mukanya Boleh Kerakyatan, tapi Liberal
Redaktur & Reporter : Adil