jpnn.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil uji coba One Karcis One Trip (OK Otrip). Pasalnya, jelang berakhirnya uji coba, salah satu program unggulan Pemprov DKI itu tidak mencapai target yang ditetapkan.
"Tanggal 15 Juli, uji cobanya berakhir. Jadi Pak Gubernur dan saya memberikan target bahwa akhir tahun ini 2.609 angkutan kota (angkot) dapat bergabung. Sebelas operator semuanya bisa bergabung dan 30 trayek sudah bisa berjalan. Namun hari ini pencapaiannya masih di bawah 20 persen," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI, Jakarta, Jumat (13/7).
BACA JUGA: Politikus Kutu Loncat Gabung Gerindra, Ini Kata Sandiaga
Dengan hasil kurang memuaskan itu, wagub berencana melakukan akselerasi untuk percepatan program OK Otrip agar target akhir tahun dapat tercapai. Ia sudah meminta Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI menghitung besaran rupiah per kilometer yang selama ini menjadi kendala antara PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dengan operator angkot.
"Karena salah satu yang menjadi titik yang belum bisa disetujui antara operator dan Transjakarta adalah jumlah rupiah per kilometer. Jadi nanti akan dibuka dan BPPBJ akan menghitung satuannya. Mudah-mudahan setelah ada terobosan dari BPPBJ dan Biro Perekonomian, masalah ini bisa selesai," katanya.
BACA JUGA: Wakapolri: Penuduh Masjid Radikal Bakal Dilaknat Allah
Sandiaga mengharapkan dalam waktu sepekan kedepan, permasalahan penentuan angka rupiah per kilometer sudah didapatkan. Sehingga segera dapat disosialisasikan kepada para operator. Karena operator membutuhkan kepastian angka rupiah per kilometer ketika bergabung dengan OK Otrip.
"Para operator itu menyatakan tidak apa-apa marjinnya lebih rendah, yang penting ada kepastian. Jadi itu harus menjadi landasan untuk kita bisa lebih akselerasi untuk pencapaian target OK Otrip," terangnya.
BACA JUGA: PKS: Mungkin Sandi Bagi-Bagi Kekuasaan Sendiri
Selain penentuan rupiah perkilometer, masalah lain yang dihadapi adalah menentuan jarak tempuh. Sampai saat itu, jarak tempuh belum mencapai kesepakatan. Ada yang mengusulkan 150 kilometer per hari dan ada juga yang minta 75 kilometer per hari.
"Ini akan kita cari titik temunya. Memang waktu berakhir uji coba tinggal dua hari. Kita akan coba apakah bisa lakukan perpanjangan. Tetapi yang pasti kita harus memberikan pesan yang jelas. Bahwa ini harus selesai. Kedua belah pihak harus mencari titik temu," tegasnya.
Karena itu, Sandiaga optimistis pada akhir bulan Juli ini akan lebih banyak lagi operator angkot yang akan terintegrasi dengan program OK Otrip. "Kami optimistis bulan ini akan ada penambahan yang signifikan. Asian Games akan menjadi pemicu untuk integrasi," ungkapnya.
Direktur Utama TransJakarta Budi Kaliwono mengungkapkan bahwa saat ini baru ada 123 operator yang bergabung di OK Otrip. Nilai ini akan terus dikejar hingga mencapai target.
“Bulan ini akan penambahan. Kami akan kejar ke angka sekitar 275 secara total,” ungkapnya.
Pengamat perkotaan Nirwono Joga mengatakan, Pemprov DKI harus menyusun rencana induk program OK Otrip yang terintegrasi dengan pola makro transportasi terpadu dan rencana induk transportasi Jabodetabek. Hal ini, menurutnya untuk menjawab masalah yang ada dalam program OK Otrip.
“Program OK Otrip akan mengurangi rute dari 156 menjadi 93 trayek. Pertanyaannya, kemana sisa angkot yang ada? Dan bagaimana nasib pengemudinya?” ujarnya.
Menurut Nirwono, Pemprov DKI juga harus melakukan re routing trayek eksisting agar tidak tumpang tindih. “Selain itu juga melakukan efisiensi unit kendaraan dan proses integrasi angkutan reguler dengan angkutan massal secara bertahap dengan target jelas,” tandasnya. (nas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandi Ajak Masyarakat Menghindari Penggunaan Dua Kata Ini
Redaktur & Reporter : Adil