Sandiaga Uno Beberkan Strategi Antisipasi Resesi Teknikal

Senin, 20 Juli 2020 – 03:55 WIB
Pengusaha nasional Sandiaga Uno (Kanan). Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Sandiaga Uno melihat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, mengalami penurunan cukup signifikan akibat pandemi Covid-19.

Kondisi tersebut ditambah lagi dengan banyak bisnis yang lesu, dan akhirnya gulung tikar akibat tidak ada pemasukan.

BACA JUGA: Gelar Rapid Test di Tanah Abang, Sandiaga Uno: Jangan Terlena

"Covid-19 ini tidak hanya memperburuk bisnis itu sendiri, melainkan beberapa tenaga pekerja harus dirumahkan bahkan ada yang terkena PHK imbas tak adanya pemasukan ketika masa pandemi ini," kata pengusaha nasional itu dalam seminar online Indonesia Young Entrepreneur Summit (IYES) Goes to Campus.

Atas kondisi tersebut, Sandiaga menegaskan ada beberapa strategi agar bisnis tetap tumbuh dan berkembang di era new normal.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Ingatkan Ancaman Resesi Kian Nyata

Pandemi Covid-19 akan mengubah kebiasaan masyarakat kita menjadi lebih baik ke depan.

Menurut Sandi, pada saat pandemi mulai terjadi, mobilitas semua orang menjadi terbatas. Hal itu secara langsung memberi tekanan terhadap perekonomian.

BACA JUGA: Bantu Tim Medis, Sandiaga Kirim 5.650 APD untuk RS Primaya Bekasi

Dirinya mengajak, masyarakat untuk bangkit kembali dan beradaptasi dengan New Normal.

Oleh sebab itu, dia mengingatkan, untuk merencanakan strategi mutakhir agar bisnis tetap tumbuh dan berkembang di era New Normal.

"Koreksi rencana bisnis, beradaptasi terhadap dampak krisis. Petakan risiko, buat rencana mitigasinya. Jangan lupa untuk memasukkan aspek penghematan dan pertahankan biaya-biaya utama," katanya dalam keterangan tertulis.

Merencanakan strategi mutakhir agar bisnis tetap tumbuh, Sandiaga juga meminta, agar membuat perencanaan skenario terburuk.

Sehingga, dapat diketahui langkah-langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal itu.

"Terapkan juga perencanaan dengan skenario terburuk dan tentu alternatif terbaik. Jangan lupa prediksikan dana untuk tiga bulan ke depan," tegasnya.

Dia menuturkan, semua orang harus bersiap karena pada saatnya usaha akan dibuka kembali secara bertahap, sektor demi sektor dengan tetap meminimalisasi risiko kesehatan masyarakat, sekaligus memulih kegiatan ekonomi.

"Tentukan tingkat risiko kesehatan dari setiap jenis pekerjaan. Tentukan jenis pekerjaan mana yang memiliki pengaruh terbesar pada perekonomian. Petakan risiko kesehatan dan pengaruhnya pada perekonomian," tukasnya.

Sementara itu, Founder KAHMIPreneur dan Komisi XI DPR RI, Kamrussamad menambahkan, pandemi ini membuat ekonomi global berpengaruh sangat signifikan.

Skenario terburuknya akan ada penurunan ekonomi secara global sebesar 30 persen. Bahkan pengangguran di seluruh dunia akan meningkat sebanyak 180 juta orang.

“Kita lihat juga di negara tetangga kita ada Singapura dan Thailand. Dua negara ini mengalami minus hingga 0,7 di kuartal pertama dan bisa mencapai minus 12 pada kuartal kedua," katanya.

"Begitu juga dengan Thailand juga mengalami minus di angka 1,8 di kuartal pertama dan minus 10 di kuartal kedua."

Atas dasar itu, Kamrussamad meminta, Indonesia juga bersiap-siap menghadapi resesi yang dihadirkan oleh bencana nonalam ini.

Salah satu tanda yang signifikan ialah daya beli masyarakat yang sudah menurun, sehingga pemerintah juga harus mempersiapkan segala sesuatunya.

“Pemerintah juga harus mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi,” pungkasnya. (mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler