jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno merasa risau mendengar kabar sejumlah petinggi direksi Garuda Indonesia menyalahgunakan kekuasaan.
Hal ini disampaikannya menanggapi kasus eks Dirut Garuda Indonesia yang diduga terlibat penyelundupan Harley Davidson di pesawat.
BACA JUGA: Kasus Penyelundupan Harley Dirut Garuda Indonesia, Begini Respons Para Pilot
"Sangat memprihatinkan ya, dan ini membuat miris hati kita bahwa penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran hukum dilakukan oleh petinggi-petinggi yang mestinya jadi role model," kata Sandi di Jakarta, Minggu.
Kendati menyesalkan hal itu bisa sampai terjadi, Sandi tetap mengapresiasi langkah pencopotan direksi yang dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
BACA JUGA: Polisi Bisa Usut Penyelundupan Baju Bekas, Apa Berani juga di Kasus Dirut Garuda?
Sandi melihat langkah itu tepat sebagai upaya supremasi hukum bagi siapa pun tanpa pandang bulu. Karena itu, menurut dia, patut dituntut untuk menjadi satu contoh.
Karena kalau sebagai Kepala, Menteri BUMN tidak memberi contoh yang baik maka akan berdampak pada yang di bawahnya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Banjir Darah di Markas Angkatan Laut Hingga Gebrakan Erick Thohir
"Langkah Pak Erick tepat dan mengirimkan pesan yang jelas. Bahwa siapapun itu yang melakukan, tidak ada yang above the law," ujar Sandi.
Kendati tak cukup hanya melakukan pencopotan direksi yang bermasalah, Sandi memberi saran agar pembenahan bisa dilakukan sampai tingkat bawah juga melalui sistem sesuai dengan Undang-Undang BUMN dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
"Saya melihat BUMN ini tata kelola perusahaannya, good corporate governance-nya perlu terus diperbaiki ke depan karena mereka adalah milik negara dan milik rakyat, sehingga mereka harus bertanggung jawab juga kepada rakyat," kata Sandi.
Mengenai Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara yang dicopot Erick Thohir, Sandiaga mengaku mengenal kiprahnya.
Sandiaga mengatakan rekam jejak Ari Askhara cemerlang dari mulai menjadi bankir hingga sekarang menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia.
Namun, Sandi memahami apa yang dilakukan Erick karena bukan berarti Ari Askhara memiliki rekam jejak yang jelas lantas menjadi imun terhadap perilakunya.
Oleh karena itu, Sandi meminta publik menilai kasus tersebut secara proporsional karena ada begitu banyak perilaku yang sama di sekitar kita, dan jika kita menjadikan itu sebagai refleksi, maka kejadian tersebut bisa dihindari agar tidak terulang kembali.
"Saya ucapkan dukungan saya kepada Pak Erick dan melihat kasus ini, jangan betul-betul dihancurkan dia (Ari Askhara, red.), dirundung (bully) habis-habisan, tapi dijadikan contoh agar kejadian tidak terulang lagi," kata Sandi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia