jpnn.com, PALEMBANG - Kiper senior Muhamad Sandy Firmansyah yang sudah tampil sebanyak 8 kali sepanjang musim ini terus tampil impresif dibawah mistar gawang.
Sandy Firmansyah pun kini jadi idola baru Sriwijaya FC.
BACA JUGA: Teco: Bambang Pamungkas Didorong, Harusnya Penalti
Paling mencolok, saat pemilik jersey 86 itu dipercaya untuk turun sebagai starting elevent di tiga partai terakhir Laskar Wong Kito –julukan Sriwijaya FC.
Mulai saat menang 2-0 atas Persela Lamongan di Stadion Bumi Sriwijaya, (26/9), kemudian dipaksa menyerah 0-2 Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut Tenggarong, (30/9), terakhir pecundangi Persija 1-0 di Stadion Bumi Sriwijaya, (7/10).
BACA JUGA: Persija Tetap, Sriwijaya FC Naik Satu Peringkat
Catatan apiknya tidak lain karena dari tiga laga tersebut, gawang Sriwijaya FC hanya kebobolan dua kali. Plus dua pertandingan di kandang sendiri, dia menorehkan catatan clean sheet.
Pada pertandingan terakhir saat berhasil menggondol tiga poin melawan Macan Kemayoran ,sebutan Persija, Sandy juga layak disebut pahlawan. Itu karena dari catatan, pemain nomor punggung 86 itu, sukses mematakahkan setidaknya lima peluang emas yang nyaris berbuah gol.
BACA JUGA: Manda Cinggi Jadi Pembeda saat SFC Menang atas Persija
"Kalau keberhasilan kita kemarin lawan Persija, sebenarnya itu usaha kita semua. Berkat kerja keras sama-sama teman di lapangan," ungkap Sandy saat dikonfirmasi Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group), kemarin (8/10).
So, mantan penjaga gawang Persegres Gersik United tersebut, ogah kalau dikatakan sebagai pahlawan. Karena menurutnya, bagusnya penampilan tim itu, tergantung dari seluruh pemain. Tidak bergantung pada satu pemain saja.
"Ya kalau sayapun, dibawah mistar hanya menjalankan instruksi sebaik mungkin saja yang sudah diberikan pelatih. Tekat, percaya diri, dan terus berusaha saja menampilkan seratus persen," bebernya.
"Kebetulan memang, tiga pertandingan terakhir mungkin saya juga sedang lagi nyaman saat turun di llapangan. Gak ada rahasia khusus sih, bagi saya sebagai kiper kuncinya sih harus lancar aja terus komunikasi saat didalam lapangan," tambahnya.
Dengan komunikasi yang konek dengan pemain bertahan lain, kekompakan itu pasti akan terjaga sampai 90 menit pertandingan.
"Karena kita yang paling dibelakang, ya pasti kita juga yang harus banyak ngomong (cerewet,red). Terus teriak-teriak saja mana yang kurang. Itu aja sih," pungkasnya. (cj11/ion)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sriwijaya FC Sukses Menjauh dari Zona Degradasi
Redaktur & Reporter : Budi