jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea mendukung penuh kebijakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang menitikberatkan pentingnya kreativitas dalam membangkitkan pariwisata.
Sanggam menegaskan pariwisata bukan hanya sekadar menjual keindahan alam, tetapi butuh kreativitas dari orang-orang yang kreatif untuk mengemas potensi-potensi yang ada menjadi daya tarik.
BACA JUGA: Gelar Event Berkelas Dunia, Sanggam Hutapea: Momentum Mempromosikan Pariwisata Danau Toba
Sanggam mencontohkan destinasi Danau Toba. Menurut dia, kawasan Danau Toba sebagai wisata dunia dibutuhkan kreativitas dan event berkelas dunia, seperti mendatangkan komunitas-komunitas mobil mewah untuk touring keliling kawasan Danau Toba.
Berbagai event internasional juga memungkinkan dilakukan di kawasan danau Toba. Apa lagi pembangunan sarana dan prasarana saat ini sangat gencar dilakukan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Sanggam Hutapea Ingin Sumatera Adventure Terwujud
Sebut saja menggelar kejuaraan terbang layang (gantole), lomba Sky Air, dan lain-lainnya.
Jika pariwisata monoton hanya menjual keindahan alam, tanpa adanya kreativitas-kreativitas, maka kawasan Danau Toba sebagai wisata dunia sulit berkembang dan maju.
BACA JUGA: Petrus Ingatkan KPK Jangan Genit Bermain Politik Belah Bambu
Kehadiran orang-orang kreatif dibutuhkan menduniakan Danau Toba dengan menggali semua potensi di kawasan itu melalui kreativitas.
“Kita bisa cepat menduniakan Danau Toba yang kita miliki jika didukung dengan kreativitas, untuk mengkemas berbagai potensi di kawasan itu, termasuk kreativitas menyelenggarakan event berkelas dunia. Kunci keberhasilan terletak pada inovasi dan kreativitas pengemasan,” kata Sanggam Hutapea, Jumat (11/2/2022).
Sanggam yakin sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang cepat mendatangkan devisa bagi negara dan memberikan kesejahteraan bagi rakyat, khususnya penduduk yang berada di sekitar kawasan destinasi wisata.
Untuk memunculkan para kreatif- kreatif di kawasan Danau Toba, tambah Sanggam Hutapea para pelaku wisata dan masyarakat sekitar harus dibimbing dan diarahkan.
Kreatif untuk memanfaatkan potensi yang ada seperti dibidang kebudayaan, kuliner, kerajinan tangan, dan menarasikan objek wisata dengan baik, tentu akan membuat wisatawan tertarik dan betah tinggal berlama-lama di kawasan Danau Toba.
Potensi sebagai bahan kreatifitas di kawasan Danau Toba ini cukup banyak dan jika dikemas tentu jadi peluang usaha kecil yang bernilai ekonomi, dengan ongkos produksi yang kecil.
“Tinggal bagaimana memanfaatkan peluang itu melalui kreativitas,” ujar Sanggam.
Sebagai salah satu contoh yang memerlukan kemasan dari orang - orang kreatif yakni bagaimana mengkemas sejarah terbentuknya Danau Toba.
Dia menyebut jika sejarah terjadinya Danau Toba dinarasikan dengan baik akan sangat menarik. Pasalnya, Danau Toba itu terbentuk dari letusan gunung merapi raksasa bernama Gunung Toba sekitar 70 ribu tahun lalu.
Danau Toba ini bukan hanya menjadi salah satu danau terbesar di dunia, tetapi Danau Toba bisa jadi merupakan danau terbesar yang lahir karena letusan gunung api.
Menurut penelitian ilmiah, jelasnya, ketika Gunung Toba meletus, dua pertiga penduduk bumi ini musnah.
“Itu penelitian ilmiah, bahkan bisa jadi sejarah DNA ditentukan letusan Gunung Toba ini. Artinya ada rantai DNA yang terputus, ketika Danau Toba terbentuk,” ujar Sanggam.
Dari peristiwa ledakan Gunung Toba yang maha dahsyat itu, Sanggam Hutapea meyakini banyak kisah-kisah besar yang menarik tergali jika dinarasikan dengan cermat dan kuat, sekaligus sebagai promosi yang kuat untuk menarik perhatian wisatawan berkunjung ke Danau Toba.
Bahkan, Tugu-Tugu marga yang berdiri disepanjang sisi jalan di Tapanuli bisa menjadi obyek wisata menarik bagi wisatawan.
Bayangkan, sebut Sanggam Hutapea, bagaimana orang akan tertarik jika dinarasikan bahwa tugu marga itu sebagai catatan untuk mengetahui silsilah dikalangan suku Batak hingga 17 generasi. Tak banyak suku di dunia ini yang punya catatan silsilah hingga 17 genarasi.
“Apa ndak manarik bahwa marga Batak bisa mengetahui silsilahnya hingga 17 generasi hanya dari keberadaan tugu dan bukan kerajaan. Ini yang harus dinarasikan, dijelaskan dan dikemas hingga menarik bagi wisatawan untuk mengetahuinya, pungkas Sanggam Hutapea.
Sanggam pun yakin pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor yang memiliki multiplier effect besar di masyarakat. Pembangunan pariwisata juga akan selalu sejalan dengan pembangunan, mulai dari infrastruktur, telekomunikasi dan lainnya.
Untuk memunculkan anak-anak muda di kawasan Danau Toba agar kreatif mengemas potensi yang ada, Sanggam Hutapea pun mendorong Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno untuk membuka pelatihan-pelatihan bagi di kawasan Danau Toba sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana memunculkan kreativitas dan mampu berinovasi memanfaatkan platform digital.
Sanggam mengingatkan keberhasilan Bali sebagai wisata dunia, tidak terlepas dari kreativitas -kreativitas yang dilakukan para pelaku pariwisata dan masyarakat Bali.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich