Silaturahmi Santri se-Pulau Jawa

Santri Harus Tetap Menjaga Persatuan dan Persaudaraan

Jumat, 30 November 2018 – 19:17 WIB
Pengamat Politik Adi Prayitno (kanan) saat Silaturahmi Santri se-Pulau Jawa dengan tema “Santri Masa Kini: Pemimpin Berjiwa Nasional dan Berwawasan Global” di Auditorium Harun Nasution, Tangsel, Kamis (29/11). Foto: Ist

jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan silaturahmi santri se-Pulau Jawa. Kegiatan tersebut dihadiri ratusan santri dari berbagai alumni pondok pesantren di Jawa. Acara yang mengusung tema “Santri Masa Kini: Pemimpin Berjiwa Nasional dan Berwawasan Global” berlangsung di Auditorium Harun Nasution, Tangerang Selatan, Kamis (29/11/2018).

Pengamat Politik Adi Prayitno dalam paparannya mengajak kepada para santri untuk tetap menjaga persatuan dan persaudaraan meskipun berbeda dalam hal pilihan politik.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Setuju Sistem Baru Pensiun PNS Mulai 2020

“Tidak peduli hari ini kalian cebong atau kampret, karena bagi saya politik itu sementara, persaudaraan itu selamanya,” ujar Adi.

Selain itu dia mengingatkan agar tidak ikut ke dalam pusaran perpecahan sesama muslim akhir-akhir ini. Berbagai propaganda yang muncul untuk menegaskan garis perpecaham harus bisa diredam bahkan dinetralisir oleh para santri.

BACA JUGA: BIN Dicatut untuk Hoaks Surat Siaga 1 Jelang Reuni Akbar 212

“Jangan mau ikut-ikutan terjebak dalam pusaran konflik. Jadilah pintar, karena pintar membuatmu bisa hidup di mana saja. Tingkatkan kompetensi bahasamu. Hari ini bahasa dan komunikasi menjadi penentu. Dan yang terpenting, jadilah mahasiswa cerdas tanpa meninggalkan jati diri santri,” katanya.

Sementara itu, otivator muda muslim, Natta reza meminta agar umat Islam dan terutama santri milenial harus berperan untuk meredam suasana panas yang ditimbulkan akibat kontestasi politik sehingga tidak terjadi konflik antarmasyarakat.

BACA JUGA: Indonesia Tuan Rumah ALMM+3 pada 2020

“Banyaknya opini yang beragam diharapkan jangan sampai memecah belah santri. Selisih pendapat yang cukup keras kerap kali memicu terjadinya perpecahan, namun santri punya pondasi yang baik dalam menjalin keharmonisan dalam berhubungan,” jelasnya.

Selain itu, dia juga menyinggung persoalan hoaks dan ujaran kebencian yang belakangan ini juga marak terjadi. Dia menjelaskan bahwa persoalan yang dapat memicu permusuhan tersebut harus dilawan oleh kelompok muslim khususnya bagi kalangan santri.

“Santri memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga persaudaraan sesama anak bangsa, sehingga para santri milenial ini wajib untuk ikut menyeru kepada kebaikan dan memerangi hoaks,”ujarnya.

Sebagai santri, menurut dia, penggunaan media sosial harus bisa dibarengi dengan moral dan etika untuk melawan ujaran kebencian dan berita bohong.

Dia juga menganjurkan agar para santri tidak cepat percaya pada berita-berita tanpa mencari tau kebenarannya terlebih dahulu.

“Tabayun, teliti, dan perhatikan setiap informasi yang ada. Perbanyak referensi agar mampu memfilter informasi dan tidak terlibat dalam penyebaran hoaks, dan yang paling terpenting adalah jaga terus persaudaraan antar sesama anak bangsa,” kata Reza.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR Gelar Seminar Evaluasi Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler