jpnn.com, BALI - Menpora Imam Nahrawi membuka Santripreneur Lintas Agama 2019 di Amphitheater Discovery Mall, Kuta, Bali.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Menpora yang didampingi Staf Ahli Menpora Bidang Ekonomi Kreatif Jonni Mardizal, Duta Besar Indonesia untuk Aljazair Safira Rosa Machrusah, Presiden Direktur Dianogsa institute Andi Fajar Asti dan Staf Khusus Olahraga Tomy Kurniawan dan Staf Khusus Staf Khusus Kemitraan dan Komunikasi Zainul Munasichin.
BACA JUGA: Jadi Pembicara di Rakornas Pemuda Tani HKTI, Ini Pesan Menpora
BACA JUGA : Kartu Santri Jadi Senjata BNI Tingkatkan Literasi Keuangan
Menurut Menpora, acara ini sangat luar biasa karena di tempat itu berkumpul para santripreneur lintas agama.
BACA JUGA: Kemenpora: Paskibraka Nasional 2019 Berkunjung ke BRI dan Mabes Polri
"Ini acara yang sangat luar biasa karena kalian berkumpul di sini sebagai santripreneur untuk memastikan bahwa masa depan itu milik kita. Sebagai santripreneur, kalian harus berinovasi, berkreativitas dan harus melakukan terobosan-terobosan baru sehingga pada saatnya nanti Indonesia akan mewarnai pasar ekonomi dunia," ucapnya.
"Saya atas nama Kemenpora sangat mengapresiasi acara santripreneur ini, apalagi diikuti oleh lintas agama. Itu akan memberikan makna yang sangat luas tidak hanya antar santri tapi lebih dari pada itu, santripreneur punya jejaring baru sebagai kelompok bisnis baru. Hal ini penting karena Indonesia hanya punya 20 juta entrepreneur baru. Karena itu, kita semua harus mendorong siapapun untuk menjadi entrepreneur, " tambahnya.
BACA JUGA: Kemenpora Sambut Timnas Pelajar U-16 Juara Gothia Cup 2019 di Tiongkok
Masih katanya, kita ini sekarang sedang berada dalam dunia kompetisi yang sangat terbuka.
Terbuka setiap saat dan berkomunikasi setiap saat dengan siapapun tanpa melihat ras, agama, suku, bahasa dan budaya. Karena di era industri 4.0 ini betul-betul menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kaum santri.
"Saya sangat optimistis karena santri di pesantren tidak hanya dididik untuk belajar ilmu keagamaan tapi secara mental santri ini dididik untuk mandiri, tidak pernah lelah, tahan banting dan tidak pernah putus asa atas apapun. Saya kira ini akan menjadi modal penting bagi kita semua sebagai calon pengusaha-pengusaha masa depan. Kita tidak boleh menyerah sekali usaha kita gagal maka disitulah awal kita bangkit, " ujarnya.
BACA JUGA : Kiai dan Santri Jatim Terus Bergerak Menularkan Semangat Rekonsiliasi
Dia melanjutkan, jika ingin jadi pengusaha jadilah pengusaha besar jangan jadi pengusaha kecil dan menengah.
"Saya kira kita punya potensi besar, kalau kita belajar dari pengalaman sejarah maka Indonesia dibangun atas kerja keras yang sangat luar biasa oleh para pejuang dan pengusaha Indonesia. Ayo kita belajar dari sejarah itu, karenanya kita tidak boleh hanya menjadi pasar tapi kita harus mewarnai pasar tapi kita harus mewarnai pasar ekonomi dunia," tutupnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Tenis Pelajar Indonesia Sukses di Hari Pertama
Redaktur & Reporter : Natalia