jpnn.com, JAKARTA - Sastrawan ternama tanah air Sapardi Djoko Damono yang meninggal dunia di rumah sakit Eka Hospital, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/7) pagi, bakal dimakamkan di Taman Pemakanan Giritama, Giri Tonjong, Bogor, sore ini.
Humas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) Chysa mengatakan, sebelum dimakamkan, jenazah akan disemayamkan di Kompleks Dosen UI no 113 Jalan H Djuanda Ciputat, Tangerang Selatan.
BACA JUGA: Berita Duka, Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia
"Jenazah akan dimakamkan usai salat Asar," katanya.
Pihak keluarga memohon doa untuk mendiang dan meminta agar kerabat dan sahabat tidak ikut mengantar di pemakaman karena kondisi pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Minat Pelajar pada Sastra Rendah, Jumlah Sastrawan Cuma 100
Penyair yang juga Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu lahir di Surakarta pada 20 Maret 1940.
BACA JUGA: Hujan Bulan Juni, Menikmati Karya Puisi Lewat Film
Sapardi juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia periode 1995 - 1999.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid turut berbelasungkawa atas meninggalnya sastrawan yang dikenal dengan inisial SDD tersebut.
"Selamat jalan, Pak Sapardi," tulis Hilmar melalui akunnya Instagramnya.
Hilmar juga menyitir puisi karya SDD berjudul Yang Fana Adalah Waktu dalam unggahan tersebut. (antara/jpnn)
Aku Ingin
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”
1989
VIDEO: Melihat Benda-benda Bersejarah Koleksi Fadli Zon
Redaktur & Reporter : Adek