SURABAYA - Menjelang Hari Raya Idul Adha, peredaran daging sapi bali semakin merajalela di Jawa Timur. Sebagian besar rumah potong hewan (RPH) di Surabaya pun mulai banyak mendapatkan permintaan pemotongan sapi bali. Padahal, pemerintah provinsi (pemprov) sudah melarang masuknya sapi dari luar Jatim.
Ketua Paguyuban Pedagang Daging dan Sapi (PPDS) Jawa Timur Muthowif mengatakan, seluruh pedagang sapi merasa rugi dengan beredarnya sapi bali ke Jatim. Hal tersebut mengancam peternak sapi lokal. Apalagi, harga sapi bali yang ditawarkan jauh lebih murah daripada sapi lokal. "Seharusnya sudah tidak ada sapi luar Jatim. Tapi, nyatanya masih ada," ujar Muthowif.
Muthowif menganggap pemprov sangat teledor dengan membiarkan ribuan sapi bali masuk Jatim. Sapi-sapi bali tersebut mulai beredar seminggu terakhir. Menurut dia, jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan terjadi penyebaran penyakit berbahaya pada sapi. Misalnya, jembrana disease. "Jenis penyakit itu sangat berbahaya. Bisa saja dibawa oleh sapi bali," imbuh dia.
Muthowif menilai, sikap teledor pemprov tersebut telah melanggar surat edaran gubernur Jatim nomor 524/8838/023/2010 tanggal 30 Juni 2010 tentang aturan masuk dan peredaran sapi, daging, dan jeroan di Jatim.
Sapi impor juga sudah hampir menguasai wilayah Jatim, khususnya di Surabaya. Direktur Jasa dan Niaga Lutfi Rachmad mengatakan, fakta itu terlihat dari langkanya sapi lokal di pasaran.
Dia mencontohkan, sebenarnya kebutuhan per kapita tiap orang adalah 0,25 kg. Artinya, paling tidak ada 600 ekor sapi yang dipotong per hari. Namun, realisasinya RPH Pegirikan hanya menyembelih sekitar 200 ekor sapi per hari. Nah, sisanya ternyata dicukupi impor. Selain itu, peredaran daging impor yang diboks juga marak. Padahal, seharusnya daging yang dijual adalah daging segar.
Mantan Komisi B DPRD Jatim Agus Dono Wibawanto mengatakan, selama ini pemprov belum mengetati pengawasan di titik-titik perbatasan Jawa Timur. Karena itu, pemprov masih saja kebobolan dengan masuknya sapi bali maupun impor ke Jatim. "Sapi bali dikirim untuk menyuplai Jakarta. Tapi, siapa yang menjamin tidak merembes di Jatim," ungkap Agus. (ayu/nir/c10/dos)
BACA JUGA: Provinsi Riau Pesisir Dinilai Belum Layak Dibentuk
BACA ARTIKEL LAINNYA... Audit BPKP Keluar, Koruptor Proyek Masjid Segera Diadili
Redaktur : Tim Redaksi