jpnn.com - jpnn.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai penggunaan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) bukanlah hal baru. Sebab, pada masa Bung Karno pun isu SARA sudah digunakan untuk mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pada masa Bung Karno, tuntutan negara Islam sangat kuat. NU (Nahdlatul Ulama,red) gigih berada dalam barisan NKRI dan Pancasila," ujar Muhaimin pada diskusi SARA, Radikalisme dan Prospek Ekonomi Indonesia di Jakarta, Senin (23/1).
BACA JUGA: Cak Imin Minta Pemerintah Terus Buka Ruang Dialog
Pria yang akrab disapa dengan panggilan Cak Imin itu lantas mencontohkan gerakan-gerakan yang merongrong keutuhan NKRI. Mulai dari PRRI Permesta, DI/TII, hingga pemberontakan komunis.
Namun, sambungnya, NU tetap teguh berada di garis depan bersama barisan nasionalis untuk menghancurkan setiap rongrongan yang ada. Dan pada masa Orde Baru, NU yang dimotori KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam pertama yang menerima Pancasila sebagai asas tunggal di tengah polemik dan penolakan yang luas.
BACA JUGA: Innalillahi, Politikus PKB Meninggal Dunia
Karenanya Muhaimin menegaskan, PKB yang terlahir dari NU pun berkewajiban meneruskannya. ”Maka cita-cita tertinggi dari PKB adalah mempertahankan NKRI dan Pancasila hingga titik darah penghabisan," ucap Cak Imin.
Menurut Cak Imin, fenomena SARA akhir-akhir ini sudah mengganggu sendi-sendi persaudaraan sebangsa dan setanah air. Karenanya hal itu tidak bisa dibiarkan.
BACA JUGA: Pak Jokowi Undang Kiai Said ke Istana, Ini Hasilnya
"Langkah-langkah maju seperti ini tidak boleh dihambat. Karena itu pemerintah penting menegakkan hukum untuk melindungi NKRI," pungkas Cak Imin.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Tindak Tegas Kelompok Makar
Redaktur & Reporter : Ken Girsang