Saran Anis Matta untuk Pemerintah soal Pendekatan Geopolitik Guna Hadapi Dampak COVID

Jumat, 22 Mei 2020 – 19:53 WIB
Ketua Umum DPN Gelora Indonesia Anis Matta. Foto: arsip DPN Partai Gelora

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyatakan, penanggulangan dampak pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) membutuhkan pendekatan geopolitik. Dalam pandangannya, COVID-19 akan berlanjut menjadi krisis yang tidak cukup ditanggulangi dengan pola pendekatan domestik.

Berbicara dalam Zoominari bertajuk Faktor Geopolitik di Tengah Krisis Dalam Alquran baru-baru ini, Anis menyatakan bahwa belum ada tanda-tanda penurunan jumlah kasus COVID-19 baik secara nasional maupun global. Di Indonesia saja kasus COVID-19 melonjak drastis pada Kamis (21/5) menjadi 20.162, sementara angka kematian mencapai 1.278 jiwa.

BACA JUGA: Hamdalah, Partai Gelora Resmi Kantongi Pengakuan Pemerintah Jelang Lailatulqadar

Menurut Anis, dampak pandemi itu terhadap ekonomi dunia juga makin buruk. Semua negara pun melakukan langkah penyelamatan masing-masing dan cenderung terfokus untuk bertindak protektif dalam menjaga stok kebutuhan dalam negeri.

“Indonesia sendiri sudah memiliki formula secara ekonomi, sosial dan politik menghadapi dampak COVID-19 ini. Salah satu dalam politik kebijakan pemerintah adalah disahkannya Perppu Nomor 1 Tahun 2020 (tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19, red) meskipun menuai banyak pro dan kontra,” ujar Anis sebagaimana siaran pers DPN Partai Gelora, Jumat (22/5).

BACA JUGA: Cara Unik Partai Gelora Mendaftar ke Kemenkum HAM di Tengah Corona

Anis menambahkan, Indonesia harus bisa membaca dan mahami faktor geopolitik dalam pandemi COVID-19. Sebab, pandemi global itu sudah menjadi komoditas politik dunia, khususnya Amerika Serikat yang berhadapan dengan Tiongkok.

“Seperti saya ingatkan sebelumnya bahwa krisis ini akan berlajut ke krisis sosial dan politik sampai terbentuknya tatanan aliansi global baru, maka Indonesia tidak bisa hanya berfikir pendekatan domestik,” tegasnya.

BACA JUGA: Revolusi Fahri

Analisis Anis itu juga didasarkan pada fakta bahwa hubungan AS dan Tiongkok memburuk, bahkan sebelum wabah COVID-19. Menyitat pendapat Zhu Feng, seorang spesialis hubungan AS di Universitas Nanjing di South China Morning Post, Anis menyebut hubungan antara kedua negara adidaya itu dalam situasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Saat ini hubungan AS dan Tiongkok dalam kondisi yang terburuk dalam empat dekade. Langkah Amerika mengisolasi Tiongkok dalam percaturan global mulai diikuti beberapa negara.

Sebagai contoh adalah Jepang yang sudah merelokasi pabrik-pabriknya dari Tiongkok. “Jika ini terjadi secara terus-menerus maka dampak geopolitiknya besar termasuk Indonesia,” kata Anis.

Oleh karena itu Anis pun menyodorkan idenya tentang langkah strategis yang bisa dilakukan Indonesia dalam menghadapi situasi tersebut. Mantan wakil ketua DPR itu menegaskan, pola pikir Indonesia harus bergeser ke konteks krisis ekonomi, sosial, politik dan faktor-faktor geopolitik yang memengaruhinya.

“Khususnya bagaimana negara-negara supremasi itu memanfaatkan krisis pandemi ini dalam memenangkan ‘perang’ dominasi untuk membentuk aliansi global baru,” ulasnya.

Menurutnya, Indonesia perlu melakukan tiga hal penting. Pertama adalah shifting ke teknologi baru.

Kedua, menyusun desain model ekonomi baru. “Dan (ketiga, red) yang tidak kalah pentingnya adalah merumuskan pola aliansi global baru,” tuturnya.(ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Covid-19   Corona   Pandemi   Anis Matta   Gelora  

Terpopuler