Saran Menteri Nadiem untuk Meningkatkan AKM Siswa Peserta Asesmen Nasional, Sangat Mudah

Jumat, 03 September 2021 – 15:57 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memberikan saran bagi para sistwa peserta asesmen nasional (AN) untuk meningkatkan kompetensi minimumnya. 

Menurut Menteri Nadiem, untuk meningkatkan asesmen kompetensi minimum (AKM), siswa hanya perlu membaca buku, koran, dan majalah sebanyak-banyaknya.

BACA JUGA: Ada Kabar Gembira dari Menteri Nadiem untuk Siswa, Guru, Kepala Sekolah Soal DAK 2022 

"Jadi, satuan pendidikan jangan membebani siswanya membeli laptop untuk latihan asesmen kompetensi minimum yang merupakan salah satu bagian dari asesmen nasional," tutur Menteri Nadiem, Jumat (3/9).

Dia mengingatkan seluruh satuan pendidikan bahwa asesmen nasional merupakan pemetaan untuk melihat tren evaluasi pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. 

BACA JUGA: Kemendikbudristek Sebut Asesmen Nasional Bukan Mengukur Hafalan Siswa

Oleh karena itu, untuk meningkatkan AKM dalam hal literasi, peserta AN sebaiknya membaca buku, koran, majalah sebanyak-banyaknya. 

Untuk meningkatkan kompetensi numerasi, tidak ada jalan pintas selain meningkatkan kemampuan berpikir kritis murid-murid secara sistematis. 

BACA JUGA: Kemendikbudristek: Asesmen Nasional 2021 Hanya di Daerah yang Gelar PTM Terbatas

"Itu semua butuh proses dan memang tidak dapat dibimbelkan,” ungkap Menteri Nadiem. 

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Perbukuan Anindito Aditomo menambahkan Kemendikbudristek telah menyediakan informasi melalui laman https://pusmenjar.kemdikbud.go.id. 

Tercatat, laman ini sudah diakses hingga 18 juta akses unik. 

Melalui laman tersebut, siswa, guru orang tua bisa mencoba soal-soal AKM baik literasi maupun numerasi. 

Ada lebih dari 500 soal yang disediakan untuk publik. 

Selain itu juga ada buku saku, tanya jawab, video pembelajaran, dan video mengenai protokol kesehatan. 

“Semua informasi ada di laman Pusmenjar sehingga siswa tidak perlu ikut bimbel," ucapnya.

Kalau sekadar ingin melihat contoh soal dan mengalami atau mencoba sendiri, di laman ini Kemendikbudristek sudah menyediakan secara gratis. Hal ini tentu dapat mengurangi sumber daya tambahan untuk mempersiapkan AN.  

Dari perspektif guru dan kepala seolah, AN justru mengurangi beban administrastif. 

Sebab, AN mengintegrasikan berbagai program pendataan yang sebelum ini kurang terintegrasi dan cenderung bersifat administratif. Sebelum AN, guru dan kepsek harus mengisi berbagai borang pendataan dari pihak yang berbeda-beda. 

Misalnya, borang evaluasi diri dari LPMP, borang UN dari Balitbang, dan borang akreditasi dari BAN S/M. 

Dengan AN, ketiga borang ini terintegrasi. 

Baik sekolah, guru, tidak perlu mengisi tiga kali. 

Hanya perlu mengisi satu kali saja yaitu kuesioner AN. 

"Harapannya ini menjadi pengurangan beban administratif sehingga guru dan kepala sekolah punya lebih banyak waktu untuk fokus kepada pembelajaran,” pungkas Anindito Aditomo. (esy/jpnn)

 


Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler