Saran Mohammad Nuh Kepada Media Untuk Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0

Selasa, 23 Juli 2019 – 14:22 WIB
Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh (paling kanan) saat diskusi di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (23/7). Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh menyebut perubahan dan pembaharuan menjadi kunci bagi media massa untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Sebab, media berpacu dengan zaman agar tidak tergerus dengan perkembangan teknologi yang berlangsung cepat.

Hal itu diungkapkan Nuh dalam diskusi bertajuk "Bisnis Media pada Revolusi Industri 4.0" untuk memperingati hari jadi Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) ke-31 di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).

BACA JUGA: Kementan Pastikan Fokus Pengembangan SDM di Era Industri 4.0

"Saya kira kata kuncinya perubahan. Ke depan perubahan mengarah ke teknologi. Teknologi sudah melekat," kata Nuh.

Selain itu, kata dia, media massa perlu memerhatikan perkembangan pasar dalam menyajikan pemberitaan. Sesekali media perlu berkompromi untuk menyajikan berita sesuai keinginan pasar.

BACA JUGA: Kembangkan Sistem Digitalisasi, PT KBN Luncurkan ERP

BACA JUGA: Jabat Ketua Dewan Pers, Nuh Minta Media Jadi Pendingin Ketika Suasana Panas

"Bukan pembeli mengikuti penjual. Penjual mengikuti pembeli. Karena itu saya tertarik dengan ucapan Carles Darwin. Bukan yang paling kuat dan pintar bertahan, tetapi siapa yang bisa merespons perubahan," ucap dia.

BACA JUGA: Terbitkan Pedoman Pemberitaan, Dewan Pers Pengin Media Jaga Identitas Anak

Mantan Mendikbud ini tidak ingin nasib media seperti layaknya produk Kodak dan Nokia. Di masanya, Kodak sempat berjaya dengan merajai industri rol film.

Begitu pun dengan Nokia. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memakai ponsel merek asal Finlandia tersebut. Bahkan, Nokia menjadi ponsel idaman bagi rakyat Indonesia di masanya.

"Saya ingat kalau punya ponsel bukan Nokia, tidak ditaruh di atas meja. Karena ponsel bukan sekadar komunikasi. Ketika itu juga status sosial," ucap dia.

Namun, ucap dia, produk Kodak dan Nokia mengalami kelesuan. Hal itu terbukti dengan nilai saham dua perusahaan besar itu yang tidak lagi menguat. "Perubahan saat ini berlangsung cepat," ungkap dia.

Di sisi lain, Nuh mengingatkan media massa tidak menghalalkan segala cara untuk bertahan di era revolusi industri 4.0. Khusus di Indonesia, dia meminta media menjadi alat untuk menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Ingat tujuan bernegara. Enggak boleh media itu memunculkan kegaduhan. Kalau bangsa tengkar, semua rugi tiga sekaligus. Kerugian pertama adalah energi. Kedua adalah kesempatan, ketiga keberkahan," pungkas dia. (mg10/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Nasir Dorong Kurikulum Prodi Akuntansi Sesuaikan Revolusi Industri 4.0


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler