jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik menyodorkan idenya soal cara menyikapi polemik tentang Habib Rizieq Shihab yang tak kunjung usai.
Menurut Mahfud, solusi yang paling tepat soal Habib Rizieq ialah islah atau perdamaian.
BACA JUGA: Dahlan Iskan: Partai Gelora Bisa Bikin Road Map Mencari Pemimpin Berkualitas
"Islah adalah solusi terbaik. Apa pun pangkal soalnya, islah adalah tuntunan agama untuk menyelesaikan perbedaan dan pertengkaran. Sering kali saat para pihak sudah duduk dan makan bareng, banyak salah paham dan salah info bisa diselesaikan dengan baik," ujar Mahfuz melalui layanan pesan, Sabtu (21/1).
Mantan legislator di Komisi Pertahanan dan Intelijen DPR RI itu menambahkan, situasi pembelahan dan konflik politik telah muncul sejak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Situasi itu berlanjut pada Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019.
BACA JUGA: Cerita Ustaz Mahfuz soal Badan Pak Jokowi Susut, tetapi Fahri Hamzah Tambah Gendut
Ternyata situasi itu tak berakhir. "Sekarang memanas lagi setelah kepulangan Habib Rizieq Shihab," tutur Mahfuz.
Politikus yang akrab disapa dengan panggilan Ustaz Mahfuz itu menegaskan, situasi tersebut harus segera diakhiri. Sebab, kondisi tersebut akan merugikan kepentingan nasional jika berlarut-larut tanpa penyelesaian.
BACA JUGA: Gubernur Anies, Tolong Simak Surat Terbuka Ustaz Mahfuz Ini
"Jadi semua pihak harus berpikir jernih dan berhati dingin. Indonesia sedang menghadapi krisis kesehatan dan resesi ekonomi yang belum tahu kapan akan berakhir," tuturnya.
Lebih lanjut Mahfuz mengatakan, islah juga sejalan dengan gagasan Partai Gelora tentang cara memajukan Indonesia menjadi salah satu kekuatan dunia.
Menurutnya, sebaiknya gagasan itu menjadi pemikiran kolektif berbagai kalangan. "Khususnya umat Islam sebagai penduduk mayoritas," cetusnya.
Mahfuz juga mengatakan, gagasan itu bisa menjadi ikatan persatuan nasional baik di sisi keumatan maupun kebangsaan. "Pembelahan dan konflik antar-dua sisi justru akan menutup peluang kemajuan dan bahkan jadi ancaman eksistensi NKRI," pungkasnya.(ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan