jpnn.com - JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyarankan PDI Perjuangan agar lebih cerdas dalam membuat pernyataan saat kampanye. Sebab, bisa-bisa salah membuat pernyataan saat kampanye justru membuat publik tak mau memilih partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
Penilaian Hendri itu didasar materi kampanye Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Puan Maharani di Kupang, NTT Jumat (28/3) yang menyebut jika perolehan suara partai berlambang kepala banteng itu di pemilu legislatif tak mencapai angka 20 persen berarti pasti ada kecurangan. Namun, Hendri melihat PDIP terlalu percaya diri karena selalu diunggulkan lembaga survei.
BACA JUGA: Caleg Berharap Hasil Pemilu Luar Negeri tak Bocor
“Belajarlah dari 2004 dan 2009. Saat ini semua partai memiliki peluang yang sama," ungkap Hendri saat dihubungi, Sabtu (29/3).
Menurutnya, jika gaya kampanye seperti yang disampaikan Puan itu tak diubah maka bisa-bisa PDIP malah ditinggalkan pemilih. Hendri beralasan, komunikasi politik yang positif mutlak dilakukan oleh PDI Perjuangan supaya tidak kalah lagi.
BACA JUGA: KPK Temui Kendala Penyelidikan Korupsi Haji
"Mereka harus mengubah gaya dan pesan kuncinya untuk menjaga suara yang mereka miliki saat ini," kata dia.
Sedangkan dosen di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP-UI), Ade Armando menilai pernyataan Puan terlalu emosional. Menurutnya, kalau Puan memang menemukan indikasi adanya kecurangan maka sebaiknya dianalisa dulu perolehan suara PDI Perjuangan dari polling dan jajak pendapat yang selama ini dilakukan oleh berbagai lembaga survei.
BACA JUGA: 1,7 Juta Warga Miskin Belum Terjamin BPJS Kesehatan
Ade justru menilai Puan belum matang dalam berpolitik. “Sebaiknya dalam situasi politik seperti sekarang, jangan mengeluarkan statemen-statemen yang mengundang perdebatan," ungkap Ade.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembobol Bank Jabar Bawa Laptop dan 4 HP ke Penjara
Redaktur : Tim Redaksi