Satgas Covid-19: Hampir 29 Ribu Orang Bergabung Jadi Duta Perubahan Perilaku

Kamis, 12 November 2020 – 21:28 WIB
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi. Foto: Mesya/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan, minat masyarakat untuk melawan pandemi Covid-19 cukup tinggi.

Hal itu terbukti dari banyaknya masyarakat bergabung dan jadi duta perubahan perilaku melawan Covid-19.

BACA JUGA: Di Dalam Kontrakan, Gadis Cantik Ini Melakukan Hal yang tak Patut Ditiru

“Duta ini merupakan kegiatan yang baik. Karena para duta perubahan ini akan bertugas sebagai inisiator dalam mengedukasi masyarakat demi terciptanya lingkungan yang waspada akan penyebaran Covid-19,” ujar Sonny dalam talk show yang digelar Satgas Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (12/11).

Menurutnya, sampai dengan hari ini sudah hampir 29 ribu orang tergabung menjadi duta perubahan perilaku melawan Covid-19.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Wujudkan 9 Aksi Strategis dalam Merespons Pandemi

“Kemarin ada 26.322. Namun, siang ini sudah hampir 29 ribu. Jadi pertambahannya cukup cepat dalam beberapa hari, terutama sekitar 25 hari ini. Tambahan per harinya kurang lebih seribu orang," kata dia.

Sonny menegaskan, salah satu misi utama duta perubahan perilaku ini adalah meyakinkan masyarakat luas bahwa Covid-19 memang ada dan bukan sebuah rekayasa.

BACA JUGA: Siti Aisyah Rutin ke Tempat Hiburan Malam, Ternyata Demi Ini, Hmm

"Mereka harus memastikan masyarakat paham bahaya Covid-19 dan itu nyata,” tambah Sonny.

Ia menuturkan, di antara duta perubahan perilaku ini lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.

Perempuan hingga mencapai 62 persen, sementara laki-laki 36 persen. 

"Sebetulnya ada 2 persen datanya yang belum terdeteksi yang jenis kelaminnya, karena datanya belum lengkap ini," ujarnya.

Kapasitas seorang duta perubahan juga mengacu pada gender masing-masing.

Seorang duta perempuan lebih pantas menjadi duta yang bertugas memberi teguran ke masyarakat.

"Kalau perempuan bagusnya dalam menegur masyarakat memberikan edukasi mungkin bisa (lebih) diterima," kata Sony.

"Kami tidak ada gender buyers ya, karena laki-laki dan perempuan bisa menjadi duta perubahan perilaku. Tetapi ternyata yang mendaftar lebih banyak perempuan." (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler