Satgas Covid-19 Minta Pemda Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca-Nataru

Kamis, 09 Desember 2021 – 23:10 WIB
Wiku Adisasmito. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah (pemda) mengambil langkah sedini mungkin untuk mengantisipasi lonjakan kasus pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Satgas mengharapkan pemda tidak menoleransi sedikit pun perkembangan ke arah yang kurang baik.

BACA JUGA: Minggu Kelima Pasca-Idulfitri, 6 Provinsi di Pulau Jawa Alami Lonjakan Covid-19

"Kesiapan menuju periode Nataru menjadi penting agar kita dapat bersama-sama mencegah naiknya kasus sejak saat ini," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Graha BNPB, Kamis (9/12).

Wiku menerangkan pihaknya terus memantau sejumlah Indikator dalam menghadapi Nataru. Meskipun kondisi nasional masih terkendali, tetapi kasus harian pada enam provinsi sempat naik signifikan.

BACA JUGA: Kasus Masjid Sriwijaya, Ustaz Coy Dituntut 15 Tahun Bui, Mukti Sulaiman Lebih Ringan

Di antaranya, Lampung dengan kasus harian dari satu menjadi 18 kasus dalam empat hari, Bangka Belitung naik dari delapan menjadi 15 kasus dalam dua hari,  DKI Jakarta naik dari 41 menjadi 70 kasus dalam dua hari, Jawa Barat naik dari 29 menjadi 83 kasus dalam tiga hari, NTT naik dari tiga menjadi 27 kasus dalam tiga hari, dan Papua Barat naik dari empat menjadi 13 kasus dalam lima hari.

Indikator selanjutnya, pada angka reproduksi efektif (Rt) atau potensi penularan dalam suatu populasi. Angka RT mulai menunjukkan kenaikan di beberapa provinsi.

BACA JUGA: Muhammad Erwin Buka Lowongan Kerja Palsu di BUMN, Gampang Banget Mendapat Rp 1 M

Wiku mengingatkan temuan itu merupakan alarm dini dalam penetapan langkah-langkah pengendalian. Ada dua pulau yang mengalami kenaikan, yaitu Pulau Jawa dari 0,95 pada 11 November 2021 naik menjadi 0,978 per 2 Desember 2021.

Pulau Sulawesi dari 0,95 pada 11 November 2021 menjadi 0,978 per 2 Desember 2021.

Selain itu, lanjut dia, protokol kesehatan juga penting untuk dicermati. Sebab, naiknya Rt pada beberapa wilayah diyakini tidak dibarengi dengan kepatuhan akan protokol kesehatan.

"Padahal ini aspek penting mencegah penularan. Data menunjukkan, 32 kabupaten/kota tidak patuh memakai masker dengan angka kurang dari 60 persen warga patuh," lanjutnya.

Wiku juga mengingatkan penularan yang tinggi bisa terjadi karena mobilitas penduduk. Kabar baik saat ini, mobilitas per pulau, yaitu Bali, Jawa, Kalimantan, Maluku Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Sumatera, menunjukkan penurunan sejak awal November.

Hanya saja, Pulau Maluku mobilitasnya lebih tinggi dari data pembanding pada Februari 2020. Sementara pada Pulau Nusa Tenggara, berada sedikit di bawah pembanding tersebut.

Karenanya, untuk mencegah kenaikan periode Nataru, mobilitas penduduk harus terus dikendalikan dan dilakukan dengan aman. Wiku meminta masyarakat melakukan mobilitas hanya ketika diperlukan dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta menyiapkan prasyarat perjalanan yang diperlukan seperti testing dan vaksinasi.

Sementara dari sisi kuratif. Kesiapan fasilitas kesehatan untuk menangani pasien covid-19 merupakan aspek yang harus terus diperhatikan. Sejauh ini Indonesia masih tetap mempertahankan kesiapsiagaan terlihat dari data tempat tidur untuk Covid-19 yang cenderung tetap dan belum dikonversi kembali.

BACA JUGA: Marbut Masjid Curiga Air di Kamar Mandi Jalan Terus, Lalu Diintip, Astaga, Ternyata

Meskipun secara nasional, jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) isolasi pada rumah sakit rujukan menunjukkan tren penurunan, tetapi pada beberapa provinsi menunjukkan kenaikan. (tan/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Budi
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler